**Sudut Pandang Rosalie Seketika itu juga, beban di atas tubuhku terangkat, dan pergelangan tanganku dilepaskan. Hampir pada saat yang bersamaan, sebuah selimut lembut menutupi tubuhku. Aku membuka mataku dengan tidak percaya. Dia berhenti. Mengapa? Pandanganku beralih ke wajahnya saat dia menopang tubuhnya di atas ranjang. Ekspresinya tampak tegang, dan mungkin sedikit khawatir—aku tidak yakin. Lalu aku melihat saat dia menarik dirinya kembali dan memunguti pakaiannya. Aku bisa melihat punggungnya yang lebar, setiap lekukan dan ototnya yang kencang. Tidak ada yang lain selain kekuatan yang terpancar darinya. Dia adalah pria berperawakan paling besar, namun juga yang paling tampan yang pernah kulihat. Begitu dia mengancingkan kembali kemejanya, aku menyadari betapa pengecutnya aku.