Debar-Debar Rasa

1934 Kata

FASHA melempar ponselnya. Lama-lama ia makin kesal melihat ke-dekatan dua orang itu. Apalagi ia tak sengaja meng-klik Snapgram milik Dina yang muncul di berandanya. Ia melihat muka bantal Dina yang di-iringi tawa Adit. Kok tahu kalau itu tawanya Adit? Ye lah. Cewek mana sih yang gak bisa mencirikan kalau itu tawa gebetannya atau bukan? Sama halnya dengan Fasha. Masih belum jera, ia menyaksikan lagi kelanjutan snapgram-nya Dina. Gadis itu tampaknya sedang berjalan bersama-sama. Lalu muncul Adit lagi dengan kacamata hitam. Sesak sih lewat yah. Kali ini, rasanya paru-paru Fasha seperti terkuras habis isi oksigennya. Nafas pun terasa percuma. Apalagi melihat dua orang itu begitu dekat. Walau Adit gak upload foto apapun sampai saat ini mengenai keduanya, tapi kedekatan mereka tak bisa ditampi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN