Dina memegang tangan Papanya dengan erat. Menatapnya dengan penuh kelembutan. Hal yang membuat Wira terharu. Anak gadisnya telah beranjak dewasa kini. “Pa, Dina lebih suka mencari uang dengan cara Dina sendiri. Dina tahu maksud Papa baik tapi menurut Dina, Dina gak perlu bisnis yang sebesar itu,” tuturnya lantas terkekeh melihat mata Papanya berkaca-kaca. Kedekatan keduanya kadang membuat Aisha iri. Tapi untuk kali ini, ia rela kan. Anak dan Papa itu perlu saling berbicara. “Dina tahu kalau Papa gak ngasih izin Dina untuk gak kerja karena Papa khawatir nanti Dina bakal lupa sebagai tugas utama Dina. Tapi, Pa, sekarang kan Dina belum menikah. Gak apa dong kalau Dina mau kerja? Untuk bisnis yang Papa tawarin itu, jujur Dina belum sanggup. Dina takut ngecewain Papa.” Gadis itu menarik nafas