Bab 3

922 Kata
Alana sedang menikmati sore hari di pinggir kolam bersama Gavril, dengan kakinya diayunkan ke air dan kepalanya bersandar ke pundak Gavril. Usia pernikahanya sudah belasan tahun tapi mereka layaknya ABG yang kasmaran. Mereka tidak bosan-bosan mengutarakan rasa sayang satu sama lain. Gavril menggenggam erat jemari Alana seraya menciumi puncak kepala istrinya itu dengan penuh kelembutan. "Sebenarnya nggak masalah jika Zea dan Zio bersatu 'kan?" Gavril tiba-tiba berucap seperti itu. "Zio hanya sepupuku dan walaupun Zea termasuk keponakan Zio tapi mereka sudah beda generasi. Jadi nggak masalah 'kan?" lanjutnya. Alana menganggukkan kepalanya. "Sepertinya Zio juga menyayangi Zea dan selama ini mereka cukup dekat." Semua keluarganya juga tahu semasa kecil Kenzio possesive terhadap Zea dan entah kenapa mulai beranjak remaja sampai sekarang ia berubah jadi dingin. Tiba-tiba Zea dan Kenzio datang. Ini adalah weekend, jadi Zea pulang ke rumahnya dan tentu diantar oleh Kenzio. "Apalah daya Zea yang jomblo, cuma bisa envy melihat keromantisan Mams sama Paps." Gavril dan Alana langsung beranjak dari kolam. "Kamu bantuin Mama masak, Zea. Kita buat makan malam bareng." Zea mengacungkan jempolnya dan mengikuti mamanya ke dapur. Sementara Kenzio mengikuti Gavril ke ruang tengah. "Iqbal mana, Bang?" tanya Kenzio karena sedari tadi tidak melihat Iqbal.  "Lagi main sama teman-temannya." Setelah itu terjadi keheningan, Kenzio tidak tahu lagi apa yang harus dibicarakan. Kebawelan Kenzio semasa kecil entah sudah hilang kemana. "Zio, kamu nggak sadar, kamu berubah. Dulu kamu bawel, banyak bicara, nggak bisa diam dan sangat menyebalkan. Tapi sekarang lebih banyak diam. Kenapa?" pertanyaan itu sudah lama ingin Gavril tanyakan. Mungkinkah ada sesuatu yang menjadi penyebab diamnya Kenzio. Kenzio tersenyum tipis. "Nggak ada, Bang. Cuma pria cool itu lebih keren daripada pria bermulut bawel seperti perempuan." "Abang pikir karena kamu mau mengubur rasa sayang kamu ke Zea," goda Gavril. "Nggak ada hubungannya." "Kamu masih sayang Zea?" Kenzio kaget mendengar pertanyaan Gavril. Darimana dia tahu? "Zio, kamu tahu apa yang sering kamu ucapkan waktu kecil? Kamu ingin menikahi Zea." Benarkah? "Terbuka sama Abang, Abang nggak akan memberi tahu Zea." Kenzio menghela napasnya kemudian mengangguk. "Aku sayang dia, Bang. Tapi aku nggak mungkin menikahi keponakanku sendiri." Gavril tersenyum tipis. "Nggak masalah. Kamu bukan adik kandung Abang, setahu abang menikah dengan anak sepupu itu tidak apa-apa." "Tapi mama nggak setuju, Bang. Mama benar-benar menentang aku menikahi Zea, walaupun boleh di mata hukum dan agama tapi tetap saja mama nggak mau aku menikahi keponakanku sendiri." "Walaupun Zea anaknya abang sepupu aku tapi status Zea masih dikatakan keponakanku." Gavril juga tidak bisa berbicara apa-apa karena Safira —Mama Kenzio— sendiri yang melarang. "Kenapa tante Safira melarang?" "Kata mama; selama masih ada perempuan lain kenapa harus keluarga sendiri?" *** Kenapa perjalanan cintaku harus serumit ini? Kenapa aku harus mencintai keluargaku sendiri? Aku mencoba menepisnya tapi rasa ini nggak kunjung hilang justru semakin besar. Apa aku memang jodohnya atau aku hanya sekadar pria yang bisa mencintainya dalam diam? Berbagai macam pertanyaan berkecamuk dalam pikiran Kenzio. Setelah pulang ke apartemennya tanpa Zea, ia merasa hampa karena tidak ada Zea di sampingnya, tidak ada yang berisik setiap saat dan tidak ada yang menganggunya. Ia ingin cepat-cepat hari senin agar bisa bertemu dengan Zea. Kenzio menatap wajah imut Zea di galeri ponselnya, wajah yang selalu terlintas dipikirannya, ia menyukai Zea. Sangat! Lalu membuka aplikasi instagramnya ternyata ada notifikasi tag dari Zea.         zea_alesha mine❤  @kenzio Kenzio tersenyum simpul melihat caption alay Zea itu, entah dari mana gadis itu mendapatkan foto dirinya. kyaraananta alay banget idup lo! zea_alesha iri lo? Hahaha kenzio ❤ zea_alesha jimayu dedek, bang Kenzio terkekeh geli karena balasan Zea yang alay. Tak lama kemudian masuk lagi komentar yang membuat Kenzio panas. Arkaalexander gue dengar-dengar sekarang lo jomblo ya, malmingan sama gue mau gak, Ze? kenzio Zea milik saya! Setelah itu Kenzio, langsung mengambil jaket dan kunci mobilnya, ia mengendarai Honda Jazz ke rumah Zea, seharusnya tadi ia mengajak Zea kencan dulu sebelum pulang ke rumah. Ia sudah mengirim pesan kepada Zea bahwa ia akan menjemputnya. Mungkinkah seorang Kenzio yang dingin bisa berlaku romantis. *** Kenzio mengajak Zea ke taman kota, di sana sudah ada banyak muda-mudi yang terlihat bersama pasangannya atau teman-temannya. Zea dan Kenzio duduk di bangku panjang yang memang tersedia di taman ini. Kenzio melepaskan jaketnya lalu memakaikan ke tubuh Zea karena tidak tega melihat gadis itu kedinginan. "Makasih, Om." Kenzio menatap Zea lalu mengusap pelan rambutnya Zea. "Boleh aku minta satu hal dari kamu Zea?" "Apa?" "Berhenti panggil aku Om." "Kenapa?" "Because i love you." Zea menganga mendengar pernyataan Kenzio, selama ini ia memang tahu kalau Kenzio menyayanginya tapi hanya sekadar sayang bukan cinta. "Aku nggak butuh jawaban karena itu bukan pertanyaan. Sekarang kamu milikku." "Om, kita 'kan—" "Just call me Ken. Kita apa? Om dan keponakan? Gak masalah kalau kita bersama, sekarang tugas aku meyakinkan mama agar menyetujui hubungan kita." Zea memanyunkan bibirnya. "Bahkan Om nggak nembak aku!" ujarnya kesal. "Oke, aku ulang." Kenzio turun dari tempat duduknya kemudian berlutut di hadapan Zea dengan tangannya menggenggam jemari Zea. "Aku bukan pria romantis. Aku cuma pria yang mencintaimu dengan tulus." "Please be mine?" Kenzio menampakkan senyuman manisnya. "Please say yes. Because I love you, My Baby Zea." Aduh nggak kuat gue, baper nih Zea. Mama kenapa Om Ken bisa se-sosweet ini? Tolong Zea, Papa. Zea tampak berpikir kemudian menggeleng. "No." "Kenapa?" "Karena Zea gak tahu perasaan yang Zea miliki untuk Om itu cinta atau hanya sekadar rasa sayang kepada keluarga." Zea menjeda kalimatnya. "Beri Zea waktu." Kenzio mengusir rasa kecewanya atas jawaban Zea, ini pertama kalinya ia mengatakan hal menggelikan itu ke perempuan tapi ia tetap menghargai keputusan Zea. Pengalaman pertama yang menggelikan. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN