"Masuk!" Aku menarik kasar tangan Luna ke dalam mobil. "Biasa aja, Mas! Gak usah kasar!" Luna tak kalah membentakku. Tangan wanita itu ia hempaskan hingga membuat tanganku terhempas mengenai pintu mobil. Kutatap tajam mata wanita itu penuh emosi. "Tak habis pikir aku bisa terpikat dengan wanita sepertimu!" kesalku kemudian menutup pintu mobil dengan sangat kencang. Luna hanya diam sambil memejamkan mata. Setelah aku berada di dalam mobil, kembali aku menegaskan padanya. "Jangan banyak bicara atau aku turunkan kamu di sini!" tekanku sembari memakai sabuk pengaman. Setelah itu, aku pun menginjak pedal gas lalu mengemudikan mobil dengan kecepatan di luar batas normal. Kulirik mata Luna memerah. Perlahan bulir bening mengalir di matanya. Ciiiiittttttt! Hampir saja aku menabrak seorang