BAB 60

1941 Kata

Malam menyapa, suasana terasa sepi lagi hampa. Entah kemana Indah pergi. Jujur aku khawatir. Tapi bagaimana lagi? Dia berhak untuk bahagia. Kusadari ucapanku tadi menyebutnya wanita mandul memang sangat menyakiti hatinya. Sebab jika tidak begitu, dia akan tetap kekeh untuk bertahan. Aku tidak bisa membiarkan wanita itu terus menghadapi sikapku yang berubah-ubah. Cemburu tak beralasan bila mengingat masa lalunya dengan Danang. Ting … Nong ….! Suara bel bergema. Apa wanita itu kembali? Mau apalagi dia. Betul-betul keras kepala. Ting … Nong ….! Lagi-lagi bel itu terus berbunyi. Sangat mengganggu. Aku menarik nafas panjang kemudian beranjak untuk membuka pintu. "Mama? Haris? Masuk. Tumben ke sini gak bilang-bilang," ucapku kala membuka pintu yang ada di hadapan mata Mama dan Adikku.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN