"Adrian, menikahlah dengan Alea dan tetap jaga rahasia saya sama ketika kamu menjadi suami Aleta dulu." Ucap Alex Prajaya kepada menantu laki-lakinya Adrian Davis Ravendra 30 tahun, suami dari puterinya yang lain yaitu Aleta yang sudah tiada satu tahun lalu.
Adrian terkejut. Ia tidak menyangka permintaan seperti ini akan kembali terucap dari bibir seorang Alex Prajaya. Hanya beberapa hari setelah puteri bungsunya Alea Wisha Prajaya yang baru berusia 21 tahun pulang dari kuliahnya di luar negeri.
Menerima Alea untuk menjadi istrinya bagi Adrian tidak sulit. Alea gadis yang sangat cantik dan menarik, dia mempunyai lekuk tubuh yang luar biasa sempurna di mata laki-laki. Menjadi suaminya bukanlah sebuah siksaan.
Tapi tidak, jika perintah itu berasal dari Ayah mertuanya, Alex Prajaya. Laki-laki itu bukan orang baik, meski tak terlihat raut jahat di wajahnya, beliau adalah orang yang memiliki banyak bisnis haram yang melanggar hukum, bahkan sangat kejam, menghilangkan nyawa seseorang bukan sesuatu yang berat untuknya. Termasuk melenyapkan nyawa puterinya sendiri satu tahun lalu. Hanya saja anak-anaknya tidak mengetahui sepak terjang sang Ayah dan dunia hitamnya.
Menikahi Alea artinya Adrian tidak boleh sampai jatuh cinta pada gadis itu. Sekali lagi ia harus mengorbankan hatinya. Karena jika tidak, ia sendiri yang akan hancur karena menjadi suami Alea, ia harus siap untuk kehilangan gadis itu kapan saja. Sama seperti saat ia kehilangan Aleta satu tahun lalu karena sebuah kecelakaan mobil. Sebuah tragedi kecelakaan yang di rencanakan oleh Ayahnya sendiri dan dia tak bisa berbuat apa-apa.
Tetapi untuk menolak keinginan lelaki di depannya ini, Adrian tidak punya kuasa. Hutang budinya terlalu besar untuk ia bisa menolak. Adrian juga masih sayang nyawanya.
"Baik, saya akan melakukannya. Papa hanya perlu siapkan waktu dan tempat," jawab Adrian.
"Saya sedang tidak punya banyak waktu Adrian, silahkan kamu bicarakan sendiri urusan ini bersama Alea."
"Tapi...."
"Oh ya Adrian, pernikahan ini Alea yang memintanya. Bukan sepenuhnya atas keinginan saya. Dia bilang sempat bertemu denganmu sebelum pulang ke rumah. Benarkah?"
Adrian mengangguk.
"Benar, tapi kenapa Alea ingin menikah dengan saya Pa? Kita bahkan tidak sedekat itu sebelumnya?" tanya Adrian penasaran. Hubungannya dengan Alea hanya sebatas tahu satu sama lain. Saling berbincang akrab saja mereka tidak pernah.
Alex mengedikan bahu.
"Saya tidak tahu, kamu bisa tanyakan sendiri nanti. Tapi pilihan Alea sudah sangat tepat. Saya justru ingin tertawa keras saat ia dengan malu-malu mengatakan keinginannya untuk di nikahkan denganmu."
Alex mungkin bisa tersenyum, tapi tidak dengan Adrian. Ia benci pada lelaki di depannya ini sejak melibatkan dirinya pada urusan keluarga Alex dengan menyuruh dirinya menikah dengan Aleta. Dan setelah ia bisa sedikit melupakan traumanya kehilangan istri. Hal ini harus terjadi lagi, ia harus kembali menikahi puteri Alex yang lain.
Adrian memang bertemu dengan Alea beberapa hari lalu. Ia tidak menyentuh tubuhnya secara berlebihan. Tapi kenapa harus sampai menikahinya?
Adrian teringat pertemuannya dengan Alea beberapa hari lalu. Di klub malam tempat ia mendatangi undangan minum salah satu temannya.
Adrian menarik Alea dari dekapan seorang lelaki pelanggan tetap klub itu.
"Dia milik saya, kita urus sisanya di belakang nanti." Ucap Adrian pada lelaki itu. Lalu menatap tajam mata Alea. "Apa yang kamu lakukan di tempat ini Alea?" tanya Adrian pada adik iparnya.
"Bukan urusan Kak Adrian. Dan kenapa Kak Adrian datang dan mengganggu kesenanganku?" tanya Alea tidak terima. Meski lama tidak berjumpa, Alea tidak lupa siapa lelaki di depannya ini.
"Aku hanya menolongmu dari lelaki tadi, tidak berniat mengganggumu sama sekali."
"Wah, hebat sekali orang kepercayaan Papa ini! Memangnya apa yang akan di lakukan laki-laki tadi sampai kamu harus jadi pahlawan dengan memisahkan kami?" tanya Alea lagi.
Adrian terdiam, ia merasa tak perlu menjawab dan menjelaskannya, karena jika ia menjawabnya dengan jujur, akan ada banyak hal lain yang pasti ingin Alea ketahui. Yang jelas lelaki tadi punya niat buruk pada tubuh Alea.
"Mungkin akan menyeretmu ke kamar dan menidurimu, Alea," jawab Adrian singkat.
"Tidak masalah," jawab Alea enteng.
Adrian menghembuskan nafas lelah. Alea benar-benar tidak tahu terimakasih, ia menolongnya juga tidak gratis. Ada harga mahal yang harus Adrian bayar ketika meminta Alea dari lelaki tadi.
"Suatu hari kamu akan tahu mengapa saya sampai melakukan ini. Sekarang pulanglah, tempat ini tidak cocok untuk gadis kecil sepertimu," ucap Adrian.
"Aku akan pulang nanti setelah keperluanku selesai. Dan asal kamu tahu, aku bukan lagi anak kecil, aku sudah dewasa dan punya KTP, Kak Adrian tidak perlu khawatir."
Alea segera menyingkir dari hadapan Adrian dan kembali mencari temannya. Membuat Adrian tidak tenang untuk menikmati acaranya sendiri.
Adrian segera mencaritahu bagaimana bisa gadis itu ada di sini? Apa dia pergi dengan tidak berpamitan pada orangtuanya? Karena seandainya Ayahnya tahu, membiarkan Alea berkeliaran di tempat ini adalah hal paling mustahil untuk terjadi. Klub ini adalah milik Ayahnya. Tempat yang di rahasiakan dari anak-anaknya karena ada banyak bisnis hitam yang di jalankan sang Ayah. Termasuk menjual mahal pengunjung lelaki maupun wanita jika ada yang berminat dan berani membayar mahal tanpa sepengetahuan orang itu sendiri. Dengan cara menyuntikkan obat-obatan penenang dan membuat orang itu lupa dengan apa yang sudah di alaminya.
Dan informasi yang Adrian dapat dari orang suruhannya, belum ada kabar jika Alea sudah pulang dari luar negeri, yang berarti gadis itu tengah berbohong pada keluarganya.
Adrian berpamitan pada teman-temannya karena tak bisa menemani mereka sampai acara selesai. Melihat Alea dan temannya mulai memesan minuman ia jadi khawatir. Bagaimanapun juga, Alea adalah adik iparnya karena ia belum menikah lagi selepas kepergian istrinya. Gadis cantik itu, masihlah keluarganya.
Adrian mencari meja dan kursi yang lebih dekat dengan Alea. Ia merelakan dirinya tidak minum demi menjaga Alea. Ia khawatir jika Alea sampai menjadi korban penjualan ilegal di klub ini.
Adrian segera berdiri dari tempat duduknya ketika melihat Alea mulai menari dengan tubuh sempoyongan, bahkan bicaranya pun sudah terdengar melantur.
"Permisi."
Kedatangan Adrian membuat teman Alea terkejut.
"Loh, Kak Adrian?" seru teman Alea terkejut.
"Saya mau bawa Alea pulang."
"Eh, tapi Kak. Alea belum pulang ke rumah, dia masih nginep di hotel," ucap temannya panik.
"Baik, kalau begitu saya akan antarkan dia ke hotel bukan kerumah."
Meski bingung dan takut rahasia Alea terbongkar, tapi dia tidak berani menahan Alea untuk tidak di bawa pergi.
Adrian harus segera menjauhkan Alea dari tempat itu. Menyimpan rahasia seorang Alex Prajaya adalah salah satu tanggung jawab Adrian. Meski ia sendiri tidak tahu pasti apa alasannya sampai harus merahasiakan usaha-usaha Alex dari putera-puterinya. Bukankan meski itu hal buruk selagi menguntungkan kebanyakan dari mereka mendapat restu dari keluarga? Termasuk anak-anak yang juga menikmati hasilnya.