Adrian mengajak Alea pulang kerumah itu esok paginya, itupun terpaksa. Bangun tidur tadi tubuh Alea panas, sudah sejak semalam istrinya itu juga tidak mau makan sampai pagi tadi belum mau mengisi perutnya. Di mobil Alea membungkus tubuhnya dengan selimut dan tidur. "Alea, kita sudah sampai." Alea mendengar dan mengangguk, tapi enggan membuka matanya yang terasa begitu berat. "Lea..., saya gendong saja ya?" Alea tidak menjawab, yang di inginkannya saat ini hanyalah memejamkan matanya dan tidur. Dalam keadaan demam dan tubuh menggigil Alea merasakan Adrian mengompres keningnya. Ia pasrah karena tak punya tenaga untuk mengelak, tapi dalam hati ia ingin meneriaki Adrian, ingin menuntut penjelasan tentang apa yang terjadi pada Aleta di masa lalu. Setitik airmata jatuh di pipi Alea, tida