Setelah kepergian Airin dari apartemen Wilson, suasana pun menjadi canggung. Ruby tidak berani menatap Wilson langsung karena dirinya tertangkap basah mengatakan hal yang memalukan tentangnya tadi kepada gadis kecil itu. 'Bisa-bisanya mulutku ini asal ngomong,' batin Ruby. Gadis itu menepuk mulutnya pelan. Ia pun berdeham berusaha menetralkan wajahnya karena Wilson terus menatapnya. Bukan tatapan penuh cinta dan lembut yang ia berikan seperti di hadapan Airin tadi, melainkan tatapan tajam seakan-akan mengintimidasi dirinya. "Ehm … Bos, jika tidak ada yang diperlukan lagi. Sa-saya permisi dulu," pamit Ruby gugup. Gadis itu segera beranjak dari dapur, tetapi langkahnya terhenti ketika Wilson menariknya dan mendorongnya hingga tubuhnya menabrak meja pantry. Ruby meringis sejenak menahan s