Kedua bibir yang saling bertaut pun akhirnya saling melepaskan diri. Sepasang insan itu pun mengambil napas masing-masing. Namun, tatapan mereka masih saling menyatu. Tidak ada keinginan mereka untuk melepaskan tatapan lawannya itu hingga sepatu sang gadis menginjak sesuatu yang lembut di bawahnya. Ruby menunduk dan memandangi kue ulang tahunnya yang telah hancur tak berbentuk di lantai. Ditatapnya Wilson yang hanya menggedikkan bahunya tanpa rasa bersalah. Gadis itu merengut dengan memanyunkan bibirnya. "Kuenya jadi sia-sia deh," gumamnya. "Maaf, Sayang. Aku tadi …," Wilson menarik napasnya dan mengembuskannya perlahan. "Aku gak tahan dengan godaan dari bibirmu ini," ucapnya jujur sembari mengusap bibir istrinya itu dengan ibu jarinya. Semburat merah menghiasi wajah Ruby. Tidak ada al