Wilson ikut terperanjat dengan ucapan yang keluar dari bibir wanita lansia itu. Ia menoleh ke arah Ruby yang sedang menatap mereka bergantian dengan bingung. Fiona pun segera berhambur ke arah Ruby dan memeluk gadis itu. Ruby hanya berdiri mematung di tempatnya. Membiarkan wanita lansia itu memeluk dirinya. "Xing Xing, kamu ke mana saja selama ini? Ibu sangat merindukanmu, Nak. Apa kamu tahu kalau Ibu sangat mengkhawatirkanmu selama ini?" Fiona Huang memeluk erat tubuh Ruby dengan isak tangis yang telah membasahi kedua netra tuanya itu. Ia tidak akan pernah melupakan peristiwa yang terjadi berpuluh-puluh tahun silam lamanya. "Ehm, Bu Kepala ... Se-sepertinya Anda sudah salah orang," ungkap Ruby. Fiona Huang melepaskan pelukannya dan menaikkan bingkai kacamatanya. Masih dengan wajah yang