Rintik-rintik hujan membasahi kaca jendela yang telah berembun. Pagi ini sang dewi cahaya sedang bersembunyi di balik kapas yang menghitam. Aroma hujan yang membasahi bumi begitu kentara tercium. Bunyi tetesan hujan pada kaca jendela terdengar seperti suara ketukan tiada henti. Suara itu membangunkan seorang gadis yang sedang terlelap. Kedua manik mata bak permata hitam yang berkilau perlahan terbuka. Pandangannya menelusuri kamar tempat ia berbaring saat ini. Ia masih belum menyadari perubahan pada ruangannya. Salah satu tangannya menyentuh keningnya, lalu bergumam, "Sepertinya sudah tidak demam lagi." Gadis itu pun beranjak dari tidurnya, tetapi tidak langsung meninggalkan ranjang tersebut. Ia masih duduk di sisi ranjangnya. Sepasang netranya melihat ke arah nakas dan mendapati sebuah