Suara tamparan keras terdengar di ruang tamu. Dimana saat ini Adelia, anak kedua Johannes tengah tersungkur sambil memegang pipinya yang terasa panas dan nyeri. “Pa! apa yang sudah Papa lakukan!” teriak Melani sambil berjongkok di depan putrinya. “Sayang, kamu gak apa-apa ‘kan?” tanyanya sambil membantu Adelia untuk bangun. Johannes menarik tangan Melani hingga membuat pegangan tangan Melani terlepas dari tangan Adelia. “Mama gak usah ikut campur! Ini urusan Papa sama Adelia!” geram Johannes sambil mencengkram lengan Melani. “Pa! Adelia itu anak kita. Gak seharusnya Papa menamparnya seperti tadi, Pa!” Adelia menangis tergugu. Ia tak menyangka, saat dirinya pulang, kedua orang tuanya tengah menunggunya di ruang tamu. “Maafkan Adelia, Pa. Maafkan Adelia.” Adelia memohon di sela isak