Heni mengambil ponselnya dari dalam tas jinjingnya, ia lalu mencari kontak Johannes. Siang ini juga, dirinya akan berbicara dengan Johannes tentang permintaan Zico tadi pagi. “Halo, Jo,” sapa Heni saat panggilan itu mulai tersambung. “Heni. Tumben kamu menghubungiku. Sudah lama sekali kamu tak pernah menghubungiku. Kamu apa kabar?” “Baik. Kamu tau sendiri, semenjak kematian Hendri, aku begitu terpuruk. Aku bahkan tak bisa mengurus perusahaan Hendri dan terpaksa aku meminta adiknya Hendri untuk mengurusnya.” “Aku tau. Maaf, sebagai sahabat kamu, aku gak bisa menghiburmu.” Heni tersenyum, “gak apa kali, Jo. Aku juga paham kok. O ya, apa siang ini kita bisa ketemu?” “Siang ini ya. Sebentar, aku cek agendaku dulu.” Heni masih menunggu, saat Johannes menanyakan agendanya siang ini kepa