Pamit

2910 Kata

Malik baru tidur selama empat jam, karena semalam ia menemani Luna ngobrol sampai jam sebelas malam. Setelah itu, dirinya sama sekali tak bisa tidur sampai jam dua dini hari. Malik yang sudah selesai mandi dan berpakaian keluar dari kamar dengan kedua mata yang mempunyai kantong mata. Astaga! Mata aku rasanya berat banget. Mana aku harus mengantar Non Luna ke kampus hari ini. Malim bahkan sudah menguap sebanyak empat kali. Jenar yang melihat Malik keluar dari kamarnya, sama sekali tak berani menyapa Malik setelah kejadian semalam. Malik juga tak berniat untuk menyapa Jenar dan langsung melangkah menuju ruang depan dan keluar dari paviliun. Malik memilih untuk pergi ke pos penjagaan sambil menunggu Luna. “Pagi, Lik,” sapa Didin, salah satu sekuriti di rumah Luna. Di rumah Luna ada e

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN