Tamparan keras

2805 Kata

“Lik, kenapa kamu diam? Marisa ingin bicara denganmu.” Malik mengambil ponsel itu dari tangan Luna. Bukannya menempelkan ponsel itu di telinganya dan berbicara dengan Marisa, ia justru mematikan panggilan itu. Malik sama sekali tak ingin berhubungan lagi dengan sahabat Luna yang bernama Marisa itu. Baginya, Marisa itu bukan teman yang baik untuk Luna. Tapi, Malik juga tak mungkin melarang Luna untuk berteman dengan Marisa, karena ia tak punya hak untuk itu. Tapi meskipun begitu, ia tak akan membiarkan Luna sampai terjerumus oleh teman-temannya itu. “Lho, kenapa kamu matikan? Apa kamu gak mau bicara dengan Marisa? Apa kamu gak mau tau apa yang tadi Marisa bicarakan di telepon?” tanya Luna sambil tersenyum. Malik meletakkan ponsel Luna ke dashboard. Ia lalu memberikan makanan yang tadi

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN