Xiu Zuan berlahan memundurkan langkahnya. Sungguh, ia sangat ketakutan, ia hanya bisa berdoa dalam hati, semoga Xiumin tak menyadari kehadirannya. Setelah agak jauh dari jarak di mana Xiumin berada, Xiu Zuan segera berbalik badan dan mempercepat lari kedua kakinya.
Sebelum tiba-tiba!.
DEGG!!!
Langkah kakinya terhenti, karena Xiu Zuan ceroboh, gadis itu lupa menorehkan belati di batang pohon. Hingga sekarang ia tak tau arah untuk kembali, di mana dirinya sekarang? Xiu Zuan pun tak tahu. Xiu Zuan gemetaran, jantungnya semakin berdetak kencang pikirannya mulai kacau. Ia takut, sungguh suasana ini begitu mencekam. Xiu Zuan tidak pernah merasa gelisah seperti ini sebelumnya.
Dia mencoba berbalik arah, entah tak tau kemana yang penting ia terus berlari dan jauh dari keberadaan Xiumin.
Setelah sekian lama berlari, Xiu Zuan kembali berhenti. Napasnya tersengal-sengal karena kehabisan tenaga. Kedua matanya kembali mengitari pepohonan, berusaha mencari tanda torehan belati yang ia buat tadi.
Hingga tiba-tiba tanpa sengaja pandanganya terhenti, pada sosok yang berada di atas dahan pohon rimbun. Bulu kuduk Xiu Zuan benar-benar merinding. Saat sosok itu mengeluarkan suaranya.
"Kau tersesat ....? Bocah nakal ....?!"
Sontak Xiu Zuan membolakan kedua matanya.
"Kyaaaaaaa ...!!! Setannn ....!!!" teriak gadis itu. Xiu Zuan kembali lari terbirit-b***t tak tahu arah.
"Astaga ... seburuk itukah diriku?" Xiumin menepuk dahinya.
Di tengah pelariannya, Xiu Zuan masih mencerna ingatan di dalam otaknya. Bukankah itu tadi Xiumin? Tetapi, kenapa kedua bola mata pemuda itu berubah warna menjadi merah darah?. Gumamnya.
Xiu Zuan mengehentikan langkahnya lagi, karena tiba-tiba Xiumin sudah berada didekatnya kembali. Ketakutan Xiu Zuan semakin memuncak, ingin pingsan rasanya. Berlahan pemuda tampan itu mendekati wajah gadis di hadapannya.
"Ku kira tadi siapa? Aku mencium bau cakra yang begitu lembut dan ternyata itu kau, bocah liar ....?" seringaian menghiasi bibir sexy Xiumin. "Oh, iya ... bukankah tugasmu untuk memberikan keturunan padaku belum terpenuhi? Berhubung kau sudah mengantarkan dirimu kesini, mari kita lakukan sekarang, Sayang ...." bisik Xiumin dengan suara rendahnya, tak lupa raja itu kembali tersenyum evil.
Xiu Zuan mendorong tubuh Xiumin, kasar. Dan kembali berlari, berharap akan menjauhi pemuda gila itu.
Xiumin hanya terkekeh dan kembali duduk di atas pohon. Kedua matanya kembali terpejam, bermeditasi. Menelisik ke segala penjuru hutan. mengendus aroma cakra yang ada pada tubuh Xiu Zuan. Kemanapun gadis itu berlari, selagi cakra itu masih ada, maka dengan mudah Xiumin dapat menemukan keberadaannya.
"Berlarilah! Sayang ... sejauh mana kau akan lari dariku?" gumam Xiumin dalam hati.
Sangat menyenangkan bagi Raja Xiumin, bermain kejar-kejaran seperti ini. Bagai seekor singa yang sedang mengejar mangsanya.
Teruslah berlari kelinciku...
Xiu Zuan terus berlari tanpa henti, kepalanya sesekali mendongak ke atas dan melihat langit yang sudah mulai gelap.
"Oh, Tuhan ... kenapa malam begitu cepat berganti?" keluhnya.
Ia tak menyerah dan terus berlari, Xiu Zuan ingin cepat keluar dari dalam hutan ini. Bunga lili Masih tergenggam erat di telapak tangannya. Ia berharap, semoga Zhen akan menyusulnya dan membantunya terbebas dari amukan Xiumin. Sungguh, ia benar-benar lelah.
Hingga!
BRUGG!!!
Xiu Zuan terjatuh, ia tak sanggup berlari lagi, kedua kakinya bergetar, isak tangisnya mulai pecah. Berlahan ia merangkak dan bersender di batang pohon besar. Suara binatang buas mulai terdengar. Ia takut. Dan menekuk kedua kakinya, merengkuh kedua kaki bergetar tersebut. Dan naas, Lagi-lagi Xiumin sudah kembali ada didekatnya.
"Apa susahnya? Membuka kedua kakimu untukku bocah?!" suara datar itu mengalihkan perhatian Xiu Zuan.
Xiu Zuan sontak berdiri, namun Xiumin dengan cepat mengungkung dirinya di batang pohon besar itu. Tanpa menunggu aba-aba, Xiumin menjilat dan mengulum telinga gadis tersebut. Mencium setiap inci wajah dan leher putih Xiu Zuan.
Xiu Zuan tak ingin tinggal diam, berlahan ia mengambil belati kecilnya dan menusuk perut Xiumin.
"Akhh ...."
Xiumin menghentikan aktivitasnya dan memandang sayu wajah Xiu Zuan, tubuhnya berlahan terhuyung mundur.
Xiu Zuan tak melewatkan kesempatan itu. Ia segera berlari, kedua matanya tak sengaja melihat ke arah Xiumin dan melihat perubahan dari diri pemuda itu. Sebenarnya tergolong apa Xiumin itu? Kenapa sekarang dia kembali berubah? Seperti monster yang memiliki dua sayap hitam. Begitu mengerikan.
Entah sampai kapan Xiu Zuan harus berlari. Langkah kakinya kembali terhenti, saat melihat sebuah gua dan ada pancaran cahaya di dalamnya.
Hatinya mulai merasa lega. Mungkin gua itu ada penghuninya dan bisa menolongnya. Gumam gadis itu, Xiu Zuan segera berlari menghampiri gua tersebut dan masuk kedalam.
"Maaf ... apa ada orang di dalam.?" tanyanya, pada bebatuan menggema itu.
Lagi-lagi langkahnya terhenti karena ia menginjak seperti sebuah cairan kental, dan berbau anyir.
"Darah ....?"
Kedua mata gadis itu sudah berkaca-kaca, menelisik ke sekitar dan melihat banyak sekali potongan-potongan tubuh manusia. Ia syok dan segera berlari, namun sayangnya ada sososk tangan yang memegang pergelangan kakinya. Ternyata ada banyak sekali tawanan yang terkurung di dalam penjara gua itu, wajah pucat, lusuh dan tubuh kurus.
"Tolong ... tolong ...."
Lolongan suara itu terus bersahutan, Xiu Zuan menutup kedua telinganya, dia begitu kalut dalam ketakutan dan frustasi. Gadis itu mencoba berlari mencari ujung gua dan berhenti tiba-tiba, karena ujung gua itu adalah tebing dan berhadapan dengan air terjun yang tadi siang dilihatnya.
Ini sudah berakhir, aku sudah lelah. Mungkin ini sudah akhir dari hidupku. Batin gadis itu putus asa.
Xiu Zuan memejamkan kedua matanya dan siap terjun ke dalam air itu. Hingga seseorang tiba-tiba menarik tangan kanannya dan menghempaskanya ke tanah.
Ia meringis kesakitan dan baru menyadari bahwa yang menariknya adalah Xiumin. Apa? Xiumin?.
"Kau sudah lelah bermain, bocah ....?"
Xiu Zuan bergidik ngeri melihat wujud Xiumin yang lebih mirip seperti monster, namun berlahan berubah menjadi wujud semula. Raja Xiumin yang memiliki wajah tampan.
"Aku jadi teringat masa laluku, saat aku membunuh kakekku sendiri. Hah! ... jadi terasa bernostalgia rasanya." Xiumin terkekeh geli.
"Astaga ... dia benar-benar monster, bahkan dia juga membunuh keluarganya sendiri," batin Xiu Zuan, sembari membolakan kedua matanya.
"Sudah cukup bermain-mainnya, sekarang saatnya membuat kelinci manis ini, mengandung keturunanku."
"KAU GILA! KAU INI MONSTER!!!" teriak Xiu Zuan, histeris.
Xiumin sudah merasa jengah, ia melempar mantel tebalnya asal. Dan melempar tubuh Xiu Zuan ke atas mantel itu. Secepat kilat pemuda itu melucuti pakaian sang gadis.
Mimpi buruk yang dulu pernah terjadi kini terulang kembali. Rasa sakit yang pernah Xiu Zuan rasakan, kini dua kali lipat kembali ia rasakan. Dia pernah merasakan kepedihan, dan penderitaan yang teramat sangat. Namun kali ini adalah yang terparah. Xiumin ternyata benar-benar monster yang kejam. Kenapa pemuda itu tega menyiksanya seperti ini? Kenapa ia tak membunuhnya saja?
*
*
Xiu Zuan sudah tak ingat apa yang terjadi. Tapi yang jelas tubuhnya terasa begitu remuk dan hancur.
Dia menolehkan wajahnya ke samping dan mendapati sosok yang begitu ia rindukan sedang menunduk dan menangis.
"Xiu-er ..." lirihnya, di sela-sela isakan pilu.
Xiu Zuan tersenyum tipis.
"Tenanglah ...! Tao ... aku tidak apa-apa, semua baik-baik saja," tutur Xiu Zuan menenangkan.
"Kau sudah tidur selama tiga hari, aku takut kau meninggalkanku. Aku takut ..." Tao tak bisa berkata-kata lagi, ia justru semakin terisak, mengingat tempo hari Raja Xiumin membawa pulang Xiu Zuan dalam keadaan mengenaskan. Entah karena apa ia tak tau.
"Tunggu sebentar, biar aku panggilkan Tuan Zhen!" Tao bergegas pergi menemui pemuda tersebut.
Xiu Zuan masih tetap diposisi yang sama. Menatap langit-langit ruangan yang menjulang tinggi di atasnya. Setinggi ketakutannya saat ini. Ia kembali teringat kejadian horor dimana Xiumin menyiksanya dengan permainan berburu di dalam hutan. Tubuhnya kembali terasa bergetar, jantungnya berdegup tidak karuan. Keringat dingin mulai menuruni pelipisnya. Xiumin berubah menjadi teror menyeramkan di ingatanya. Begitu menakutkan. Bahkan hantu yang paling buruk pun tak ada apa-apanya di bandingkan dengan Xiumin. Ia tak sanggup bertemu dengan pemuda itu lagi. Tak disangka ternyata monster itu benar-benar berbahaya.
Di tengah-tengah lamunannya. Tiba-tiba suara samar-samar terdengar di telinga Xiu Zuan.
"Yang Xiu Zuan ..."
Suara itu terdengar begitu lembut dan sedikit berbisik.
"Siapa? Tunjukan dirimu ....!" kedua mata gadis itu bergulir gelisah. Menelisik ke segala penjuru ruangan, yang terlihat tiada siapa-siapa selain dirinya.
"Yang Xiu Zuan ..."
Suara itu kembali terdengar. Namun benar-benar tak ada siapapun di dalam ruangan itu selain dirinya. Ia mulai berpikir, apakah ia sudah gila? Hingga membuatnya berhalusinasi?.
"Aku adalah dirimu ..." suara itu semakin terdengar jelas.
"Di-diriku? Apa maksudmu?!" Xiu Zuan sedikit meninggikan suaranya.
"Aku Phoenix ... yang di segel Xiumin di dalam tubuhmu, hingga aku tak bisa keluar untuk menjagamu di saat kau dalam bahaya,"
Xiu Zuan termenung.
"Bisakah kau mengajakku pergi dari dunia ini?" Xiu Zuan menunduk sembari bergumam.
"Kau yakin? Itu keinginanmu?"
"Em, aku menderita di sini ... aku lelah," ujarnya lirih.
Namun tiada jawaban dari alter Phoenix itu. Xiu Zuan kembali sedih. Ingin rasanya ia segera lari dari dunia yang menyesakkan ini.