WAJIB PUNYA ANAK!

1360 Kata
Sehabis selesai S2 yang Xaverius habiskan di Inggris orang tuanya menjodohkan dia dengan seorang gadis keturunan mereka namanya Priscilla yang juga baru selesai S2 dari Brisbane Xaverius dan Priscilla sama-sama tak bisa menolak karena mereka adalah pion kerajaan orang tua mereka. Keluarga Sin dan keluarga Liem sama-sama kuat dalam bisnis dan mereka berniat menyatukan dua kerajaan itu. Pricilla memang pewaris tunggal kerajaan bisnis Sin. Tak ada yang istimewa dari pernikahan Xaverius dan Priscilla sudah lebih enam bulan mereka tinggal bersama tapi mereka tak pernah melakukan hal apa pun. bahkan bicara pun hanya singkat-singkat saja. Mereka benar-benar baru berkenalan dalam rumah tangga. Masing-masing aku belum tahu siapa dan bagaimana pola pikir pasangannya dalam memajukan usaha dan apa visinya dalam rumah tangga. Jadi mereka benar-benar baru berkenalan. Tapi hari itu mereka dipanggil oleh kedua orang tuanya. “Kami enggak mau tahu, tahun ini Cilla harus hamil dan kami ikut menyaksikan pemeriksaan USG kehamilan itu, bukan hanya diberi hasil test pack dan foto print USG!” ultimatum diterima Pricilla dan Xaverius dengan berat hati. ≈≈≈≈≈ “Aku mau jujur sama kamu,” kata Pricilla di mobil saat mereka pulang dari pertemuan dengan kedua orang tua mereka, ”Kenapa? Mau bilang kamu sudah nggak virgin?” tanya Mr X to the poin. “Ya, aku sudah tidak virgin. Saat kuliah dulu seseorang membuatku mabuk dan aku melakukannya dengan kawan kampusku. Walau aku juga tidak mencintainya, tapi kami melakukan atas dasar mau sama mau karena sama-sama mabuk. Tak ada paksaan. Aku bukan korban pemer-kosaan, tapi itu hanya sekali dan tak pernah aku lakukan lagi. Aku berupaya tidak mabuk lagi. Tapi jujur sejak kejadian itu aku tak pernah melakukan lagi,” jelas Pricilla jujur. “Terserah. Kamu bilang seperti itu supaya aku tidak komplain kan?” “Kamu mau komplain silakan. Makanya sebelum kita melakukannya kamu harus tahu dulu kondisinya. Kalau kamu tidak mau kamu tinggal lapor pada orang tuamu. Karena orang tuaku sudah tahu kejadian itu sejak aku lapor. Saat itu aku depresi dan dirawat di rumah sakit Brisbane, orang tuaku tahu kejadian itu dan menyusul ke sana. Jadi aku tidak pernah menyembunyikan apa pun dari kedua orang tua.” Mendengar kejujuran Pricilla, Xaverius akhirnya pasrah. Malam itu mereka tetap belum bisa melakukan ritual normal kehidupan pasangan berumah tangga. Keduanya masih tak bisa melakukan hal itu. Pricilla dan Xaverius sama-sama belum bisa menyatu. Pricilla masih trauma dengan pengalaman pertama dan penyesalannya karena dia sangat ingin menyerahkan diri hanya buat kekasihnya saja, sementara Xaverius tak pernah bisa erek-si bila dengan perempuan yang bukan dia inginkan. Dan selama ini EAGLE si jagoan kecilnya belum pernah menghujam lubang semut mana pun. Tiga malam kemudian akhirnya Xaverius memaksakan diri untuk melakukan. Tentu saja dengan sedikit minuman agar dia sedikit puyeng dan melakukannya dengan cepat. Dia malas melihat kulit putih pucat di bawah tubuhnya. Tak minat sama sekali. Dan Pricilla juga merasa kesakitan karena suaminya belum berpengalaman. Jadi mereka persis pengantin baru yang sama-sama masih ting-tong. Hari berganti hari, Xaverius melakukannya tidak intens, tidak tiap malam karena tidak ada cinta antara mereka, sampai enam bulan kemudian benih mereka belum juga tumbuh. Tentu saja Xaverius makin malas melakukan keharusan punya anak ini, tapi banyak sangsi yang dibebankan maminya bila dia tak segera punya anak. Puji Tuhan di bulan ketujuh Pricilla hamil. Tentu saja itu kabar bahagia buat kedua pasang orang tua, mereka langsung menuju dokter kandungan di rumah sakit internasional untuk melihat langsung hasil USG dengan mata kepala mereka. Semua senang, Xaverius hanya merasa lega, sekarang terbebas dari kewajiban punya anak. Sejak itu Xaverius pun tak pernah lagi menyentuh Pricilla karena alasannya tidak mau menyakiti bayi dalam rahim, karena tak ingin bayi terguncang oleh hentakan. Padahal karena memang Xaverius tidak menyukai Pricilla. Kehamilan Pricilla terjadi ketika pernikahan mereka masuk usia ke-dua tahun. Dan David lahir di tahun ke-tiga pernikahan mereka. ≈≈≈≈≈ Sekarang pernikahan mereka hampir empat tahun, David sudah berusia tujuh bulan, entah sudah berapa kali dia ganti pengasuh. Xaverius juga tak pernah tahu, karena jujur dia sedikit curiga melihat penampilan wajah anaknya. David dia tidak tinggi seperti Xaverius, lahirnya hanya 49 sentimeter tapi bukan itu yang Mr X pikirkan. Kulit David coklat tidak seperti kulitnya dan kulit Pricilla yang keturunan Tionghoa. Tentu saja kulit mereka sangat putih. Tapi David kulitnya coklat dan matanya juga tidak sipit. Mata David lebar. Pricilla sering memandang mata bulat dan jernih itu. Anak siapa pun David, Xaverius senang melihat mata anak itu, tapi bukan berarti membuat dia mencintainya, Xaverius senang melihat mata bening anak-anak. Itu sebabnya di akta kelahiran David, Xaverius tidak menulis nama Liem di belakang nama David. Dia hanya memberi nama David Fransiscus. Tentu saja papi dan maminya, protes tapi Xaverius bilang akan menambahkan nama Liem di akta nanti pada saat David dewasa, tidak sekarang. Demikian yang Xaverius katakan. Orang tuanya tentu tidak mau protes karena tahu kalau soal prinsip seperti itu Xaverius tak mau bergeming. ≈≈≈≈≈ Tadi tak sengaja Xaverius melihat sosok idola versi dia di barisan pegawai istrinya. Karena penasaran dia masuk kamar David, setelah istrinya kembali ke pabrik bersama pegawai gudang yang biasa mengantar Pricilla ke mana pun. Xaverius melihat pengasuh David memegang amplop gajinya dengan wajah sedih. ‘Apa kurang ya gaji yang diterima?’ ‘Apa tak sesuai dengan yang dijanjikan oleh Pricilla melalui pegawainya?’ Xaverius berpikiran seperti itu karena wajah pengasuh David terlihat sendu. “Kenapa?” Xaverius tertarik bertanya. Pengasuh David itu adalah type idealnya. Wajah kampung dengan kulit hitam legam dan kusam, bukan hitam manis. Wajah idolanya, wajah idamannya. Wajah seperti mbok pengasuhnya. Dia sangat menyukai type itu dan buat Xaverius gadis itu super cantik. “Aku sangat ingin memilikinya dan keinginan itu bertambah besar saat melihat dia sedang sedih.” Xaverius langsung mendatangi, andai saja dia bisa langsung memeluk dan merengkuhnya dalam kekuasaan hasratnya. Baru melihat wajahnya saja EAGLE sudah menggeliat padahal dengan Pricilla eagle harus sedikit dibujuk dengan alko-hol dulu agar eagle bisa bangkit dan mengepakkan sayap. Tapi melihat wajah kusam dan hitam itu Xaverius sudah langsung tergila-gila. Xaverius sangat ingin menghujamnya sekarang juga, tapi tidak mungkin kan? Xaverius berpikir pasti gadis itu akan menjadi ilfil dengannya, dia harus mendekatinya pelan-pelan. Xavier bertekad akan mendapatkan gadis lugu hitam kelam ini. Benar-benar dia ingin memilikunya. Bukan hanya berdasarkan naf-su belaka, dia benar-benar falling in love at first sight pada gadis kaampung ini. Buat orang lain wajah ndeso ini mungkin tak menarik. Tapi buat Xavier, tuang besar keluarga Liem itulah type idealnya. “Kenapa kamu sedih?” tanya Xaverius. “Eh tuan Juragan,” Sarti tak enak karena papi David melihatnya sedang termenung. “Kenapa? Gajimu kurang?” sang juragan mendekat. “Enggak Tuan. Saya senang. Tapi bingung mau kirim berita ke mamake bagaimana dan mau kirim uang ke kampung juga enggak bisa,” jawab Sarti jujur. “Kamu tidak punya handphone?” sang juragan bingung. “Saya belum pernah punya handphone tuan. Buat makan saja kami susah. Bahkan saya harus berhenti sekolah karena tak ada biaya,” jelas Sarti jujur. “Nanti saya kasih handphone kuno saya. Akan saya isi kartu dulu. Jadi kamu dan mamakmu bisa berkomunikasi. Besok uang yang mau kamu mau kirim ke desa juga masukkan amplop dan tulis surat. Akan diantar oleh Dulah, pegawai saya yang waktu itu jemput kamu. Dia kan lusa akan keliling ke desamu,” Xaverius tersenyum, ada satu alasan untuk mendekati pengasuh anaknya. Selama ini dia tak pernah mau masuk kamar David, karena dia tak mau dekat dengan bayi itu. Xavier tak pernah menganggap David adalah putranya. ≈≈≈≈≈ Xaverius mencari dua handphone lawas miliknya, tak pernah handphone-handphone butut itu dibuang, banyak bangkai handphone yang sering dia bagi gratis. Dia ambil dua untuk dibagi percuma pada pegawai tadi. Percuma bila hanya diberi satu handphone, kalau keluarganya di kampung tidak diberi pasti pembicaraan mereka tak akan terjadi. Harus dua arah maka harus ada dua handphone. “Aduh! aku lupa bertanya siapa namanya, yang pasti aku bertekad akan menjadikan dia kekasihku apa pun yang terjadi. Aku yakin dia akan jadi milikku!” Xavier benar-benar terobsesi pada gadis itu. Dan ditambah si eagle yang selalu ingin menghujam dan siap tempur bila melihat apalagi dekat dengan gadis lugu itu. EAGLE adalah sebutan Xavier untuk jagoan kecilnya. Xaverius meminta satu pegawai kepercayaannya membeli dua kartu perdana segera. Dia tak mau buang waktu. ≈≈≈≈≈
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN