Mana sedikit kecewa, saat sampai di ruangannya, ternyata Ribut belum datang. Dia sebenarnya agak lupa kalau Bosnya itu sedang mengantar Susi, mama Ribut untuk memeriksakan kesehatan hari ini. Tentu hal itu tidak sebentar, tetapi dia sangat ingin bertemu dengan Ribut. Ini agak mengecewakan, pikirnya. Meskipun beberapa menit kemudian dia segera menepis jauh-jauh pemikiran itu, tidak ingin memikirkan Ribut sama sekali. Dia merasa otaknya sedang error sehingga memikirkan musuh alami yang seharusnya tidak boleh dipikirkan tersebut. Mereka memang sudah bertunangan, tetapi itu tidak berarti mereka bersama. Mereka sama sekali tidak saling menyukai, Mana berpikir demikian. Walaupun kenyataan, tentu memiliki jawaban lain. “Ada apa ini? Kenapa memikirkannya?” Mana bertanya pada dirinya sendiri. Wala