Kana tidak bisa mengangkat matanya sama sekali, ia terus menunduk dan menyembunyikan wajahnya dari dunia, terutama dari pria yang menampilkan wajah tanpa ekspresi yang membukakan pintu untuknya. “Selamat menikmati pesta malam ini.” ujar Pak Ari. Kana hanya mengangguk lalu berlarik kecil ke arah Kama yang sedang merapikan celananya agar tidak kusut, tapi tentu saja hal itu hanya sia-sia belaka. Celananya sudah terlalu kusut untuk diperbaiki dengan manual. Ia pun menunduk, memperhatikan dress batiknya, untungnya dress ini berbahan sutra halus berwarna hitam, jadi bisa agak menutupi kekusutan yang terjadi. Lagi-lagi, mereka hampir saja melewati batasan yang seharusnya tidak dilakukan, apalagi di dalam mobil yang sedang berjalan dengan supir yang berada di depan. Kana!!! Memalukan! K