Bab XXI

989 Kata

Aku merasakan guncangan kecil di tubuhku, lalu berubah menjadi usapan halus di pipi kiri. Aku menggeliat pelan, mengerjabkan mata dan memindai sekitar, aku tersadar masih berada dalam jet pribadi Tuan Max. "Tuan ...." "Kita sudah sampai." Aku mengangguk sambil memengerjap perlahan. Setelahnya kami keluar bersama beberapa bodyguard berbaju serba hitam yang mengiringi di belakang kami. Sialnya, pria tua menyebalkan itu melangkah lebar sekali hingga aku tertinggal jauh di belakangnya. "Hei, kamu karyawan baru Tuan Max?" tanya seorang pria yang berjalan tak jauh dariku. Aku tersenyum tipis sebelum mengangguk pelan. Pria itu terkekeh geli dan berucap, "Semoga kamu selalu diberi kekuatan untuk bertahan," ucapnya menyeringai. Aku yang mengetahui pasti maksudnya ikut tertawa kecil. Mungkin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN