Aku meringis perih saat lagi-lagi seorang dokter datang dan memeriksa lukaku. Ini sudah yang ke sekian kalinya, dan Tuan Max selalu ikut serta, hadir dalam pemeriksaan yang dilakukan di kamar besarnya ini. "Sudah cukup membaik, hanya saja harus lebih banyak istirahat, jangan melakukan aktifitas terlalu berat." Sang dokter menyusun kembali peralatannya, lalu menatap Tuan Max yang berdiri dalam diam. Aku mendengar pembicaraan mereka, menggunakan bahasa yang tak kumengerti. Tapi, yang kulihat Tuan Max tampak emosi. Bahkan, ia sempat mengumpat sebelum pria berjas putih itu pergi. Tak lama, Jo masuk diikuti beberapa pelayan yang membawa nampan berisi makanan, mereka meletakkan di atas nakas lalu beranjak keluar setelah mengangguk hormat. Aku hanya menggeleng tak percaya dengan kelakuan