Claire mendesah kasar dan menatap pada ponselnya dengan tatapan jenuhnya. Dia masih membayangkan sikap Alex yang seperti menyukai Claire dan menatap Claire dengan tatapan menggoda dan bernafsu.
Claire tidak tahu apa yang dipikirkan oleh kakaknya itu. bukankah mereka bersaudara dan tidak boleh memiliki perasaan. Tapi, Alex malah ingin membawa Claire ke atas ranjang dan juga tatapan pria itu yang selalu menatap bibir Claire. Claire bukan gadis polos yang tidak tahu itu semuanya. Memang dia masih virgin, tapi, prihal tentang hal dewasa dia memang tahu.
“Hei, kau sedang memikirkan apa?”
Claire terkejut dan melihat pada sahabatnya—Luna. Gadis itu duduk di depannya dan menatap Claire dengan tatapan bingung. Claire tidak memiliki semangat hidup sama sekali hari ini. biasanya Claire akan berceloteh panjang mengenai kekasihnya.
“Kau membuatku terkejut!” ucap Claire dan mendesah kasar.
“Apa yang terjadi padamu? Kau ada masalah dengan Jordan?” tanya Luna.
Claire menggeleng. Jordan adalah kekasih Claire, pria itu sudah menjalin hubungan bersama Claire lebih dari tiga bulan. Dan mereka belum pernah berhubungan intim. Berciuman saja mereka tidak pernah.
Jordan sering kesal pada Claire yang tidak mau berciuman dengannya, atau melakukan hubungan ranjang. Claire tidak mau melakukan itu semuanya. Dia takut. Takut awalnya ciuman dan nanti bisa kebablasan ke hal lainnya.
“Tidak. Aku hanya memikirkan masalah keluarga saja,” jawab Claire.
“Kau bertengkar lagi dengan orangtuamu?” tanya Luna. Claire sudah sering bertengkar dengan orangtuanya. Claire yang ingin bebas, tapi, mereka mengekangnya dan sering marah pada Claire. Kasihan sekali. padahal mereka hidup di negara yang bebas.
“Hem. Mereka selalu saja membela Kakakku. Mereka terus memujinya dan mengatakan putra kesayangan kami. Cih, dia tidak tahu saja Alex seperti apa. Pria itu pandai sekali bermain lakon di depan semua orang,” Claire mengomel dan membayangkan wajah Alex yang sangat menyebalkan.
Luna tertawa pelan. “Kau tahu? Kakakmu itu memang sangat tampan dan menggoda sekali. seandainya dia tidak berkencan dengan model cantik itu, kau bisa menjodohkan aku dengannya,” ucap Luna.
Claire mumtar bola matanya malas. Tidak di rumah. Tidak di kampus. Kenapa Alex selalu mendapatkan pujian. Alex tidak setampan itu. malahan Claire mengatakan Alex sangat jelek sekali.
“Kau sama saja dengan mereka semua. Yang memuji Alex. Kau tahu dia itu sangat jelek dan tidak ada tampannya sama sekali.”
Luna memukul kepala Claire. Alex yang tampan dan menggoda seperti itu dibilang jelek. Mata Claire memang sudah buta. Dan mau saja berpacaran dengan Jordan yang tampang pas-pasan dan tidak kaya sama sekali
“Matamu sudah buta. Seleramu itu memang buruk sekali Claire. Kau cantik bak seorang Barbie dan mau saja dengan Jordan yang tidak tampan dan juga tidak kaya,” ujar Luna.
Claire tersenyum. “Yang terpenting dia tulus mencintaiku. Kau jangan menghina dia. Dia lelaki yang sangat baik dan tulus.”
Luna memutar bola matanya. Terserah sajalah Claire ingin mengatakan apa. Kalau sudah cinta tak akan melihat kekurangan dari pria itu. Luna tidak suka dengan Jordan. Dari dulu dia tidak setuju Claire menjalin hubungan dengan Jorda. Luna khawatir, lelaki itu hanya akan memanfaatkan kebaikan Claire saja.
“Kau memang bodoh,” ucap Luna.
“Kau belum menemukan orang yang tepat untukmu saja Luna,” ucap Claire.
“Claire, kau sudah selesaikan kuliahnya?”
Claire dan Luna menatap pada Alex yang berdiri di samping meja mereka. Ya. Claire dan Luna dari tadi mengobrol di kafe depanm universitas mereka, dan mereka sudah selesai sejam yang lalu.
Claire langsung berdiri melihat kakaknya. “Kau untuk apa kemari?” tanya Claire.
Alex menatap Claire malas. “Aku menjemputmu. Takut kau akan pergi ke klub lagi,” jawab Alex.
“Kau tidak perlu menjemputku. Aku bisa pulang sendiri!” ucap Claire dengan nada tingginya.
Alex menatap tajam pada adiknya itu. “Pulang bersama denganku sekarang. Aku tak akan membiarkan dirimu semakin membangkang seperti ini Claire!” ucap Alex menarik tangan Claire dan keluar dari dalam kafe.
Claire memberontak. Padahal dia sudah ada janji dengam Jordan untuk pergi bersama. “Kak lepaskan! Aku tidak ingin pulang!” Claire berteriak dan menatap Alex kesal.
Alex menghempaskan tangan Claire dan berbalik menatap Claire tajam. “Kau tidak ingin pulang? Kau ingin ke mana? Kau ingin bertemu dengan pria itu?!” tanya Alex sinis.
Claire menahan dirinya untuk tidak takut sama sekali dengan tatapan tajam Alex padanya. “Ya. Aku akan menemuinya. Dia kekasihku!” jawab Claire menaikkan nada suaranya.
Alex kembali menarik tangan Claire dan memaksa Claire untuk masuk ke dalam mobil. Alex menutup pintu mobil, dan mengitari mobil dan masuk ke dalam kursi pengemudi. Alex langsung melajukan mobilnya. Dia tidak suka dengan Claire yang menjawab pertanyaan. Dan bertemu dengan lelaki miskin itu. Lelaki yang pasti hanya memanfaatkan Claire.
“Kau mau bawa aku ke mana? Ini bukan jalan ke mansion!” ucap Claire.
Alex menatap pada adiknya dan tersenyum. “Bukankah kau tidak ingin pulang? Aku akan membawamu ke tempat lain, dan jangan berisik!” kata Alex.
“Kasih tahu aku. Ke mana?! Aku tidak mau pergi denganmu!”
Alex tertawa pelan dan menatap pada paha Claire yang terekspose dengan indah. Sial. Claire memang tidak pernah memakai rok yang sedikit lebih panjang. Kalau seperti ini, pasti Claire akan digoda oleh banyak lelaki. Alex mengeram dalam hatinya, membayangkan banyaknya lelaki yang melihat ke paha putih mulus milik Claire.
“Kita sampai.”
Claire menatap pada butik yang berada di depan matany dan menatap bingung. Kenapa mereka ada di sini, dan kenapa harus membawa Claire, kalau Alex ingin membeli Sesuatu untuk kekasihnya.
“Kak, kenapa kita ke sini?” tanya Claire.
Alex tadi ingin membawa Claire ke apartemennya. Tapi, tidak jadi. Pasti Alex tidak bisa menahan untuk tidak menarik Claire ke atas ranjang dan melakukan sesuatu yang tak senonoh pada adiknya. Dan saat Alex melihat paha Claire yang menggoda tadi, akhirnya Alex membelokkan mobilnya ke sini.
“Kita beli pakaian, dan ganti rokmu ini,” ucap Alex turun dari dalam mobilnya.
Claire ikut turun dan melihat roknya yang berada di atas paha. Apa salahnya? Dia sering berpakaian seperti ini ke kampus. Dan tidak ada yang salah sama sekali.
“Apa yang salah? Ini masih normal,” tanya Claire.
Alex yang mendengar ucapan Claire, menghampiri gadis itu dan berdiri di depan Claire. Alex menatap pada rok Claire yang sangat pendek sekali. ini rok atau apa?
“Kau bilang ini masih biasa? Kau mau menjual diri memakai rok seperti ini?” tanya Alex sinis.
Claire yang mendengarnya mengeram kesal. “Kurang ajar! Aku tak akan menjual diri. Kau lihat dan punya mata bukan? Bukan hanya aku yang memakai rok seperti ini, dan masih banyak orang yang memakainya,” ucap Claire.
Alex menguap. “Aku tidak peduli. Sekarang ganti rokmu, dan jangan memakai ini. Ini sama saja kau menjual diri, kalau kau tidak ingin dibilang seperti itu, kau harus menggantinya,” ucap Alex dan menarik tangan Claire masuk ke dalam butik.
Claire sangat kesal pada Alex. Pria ini selalu saja mengganggu hidupnya. Mereka hanya kakak adik dan tidak lebih. Kenapa juga Alex bertingkah seperti kekasihnya. Menyebalkan.
***