Papa Redflag

1036 Kata
"Ayo kita pesan kamar!" ujar Agrin sambil menggigit bibirnya. Gadis itu tengah duduk di sebuah Restoran mewah bersama seorang pria yang akan dijodohkan dengannya, Putra tunggal dari Willard Group, perusahaan yang bergerak di bidang Agraris. Perusahaan ini bergerak di bidang pengelolaan sumber daya alam seperti perusahan agro industri, perkebunan, perikanan darat, sampai peternakan. Tristan Willard yang tengah meneguk wine di tangannya menatap datar ke arah wanita cantik dan sexy di depannya. "Pesan kamar? aku bahkan tidak mengingat namamu," sindir Tristan dengan senyuman sinisnya. Tristan yang dingin dan bersikap arogan itu membuat Agrin tersenyum. "Sesuai perkiraanku, ternyata pria kaya ini tidak sulit di singkirkan," kekeh Agrin dalam hatinya. Agrin berdiri lalu mengambil tas di atas meja dan menentengnya. "Baiklah, sepertinya kita sama-sama tak menginginkan perjodohan ini, saya akan pergi," tegas Agrin yang sudah melangkahkan kakinya. Namun tangannya di tahan oleh Tristan, pria tampan dengan setelan jas lengkap itu menyeringai. "Kenapa pergi? bukankah kita akan menghabiskan malam ini bersama, sepertinya berkeringat bersama gadis cantik sepertimu cukup menarik, " ucap Tristan yang masih memegang tangan Agrin. Agrin melotot, ia tak menyangka pria kaku dan arogan yang baru dua kali ia temui ini akan menyanggupi ajakan gilanya, Agrin sengaja mengajak Tristan memesan kamar karena ia ingin laki-laki yang dijodohkan dengannya itu merasa ilfeel dengan dirinya. Agrin yang refleks menarik kasar tangannya. "Apa maksud Anda?" tanya Agrin berusaha tenang. Tristan yang sudah setengah jam itu hanya diam, terkekeh sambil memegangi perutnya. "Baru beberapa detik kamu mengajak saya memesan kamar, kenapa sekarang kamu malah gugup? saya tahu Hotel bintang lima terdekat, sebaiknya kita pergi sekarang," ucap Tristan. Agrin meremas dress selutut yang ia pakai. "Sialan!" batinnya. ~~~ Agrinnia Celestine Darmayudha terpaksa mengikuti keinginan Papanya untuk bertemu kembali dengan Tristan Willard, pertemuan pertama mereka terjadi di Hotel saat peresmian Hotel yang baru di di didirikan oleh Aksa Darmayudha. Malam dimana Agrin akan direncanakan dibawa oleh Aksa ke Hotel untuk mempertemukan dan memperkenalkan putrinya itu kepada semua Relasi bisnisnya, adalah malam dimana pertama kali kediaman Darmayudha terjadi pertengkaran hebat antara Aksa dan Istrinya Delpina. "Kenapa kamu malah membawa anak haram mu itu di acara penting ini Mas!" teriak Delpina. "Aku akan memperkenalkan Agrin pada Keluarga Willard, aku berniat menjodohkannya dengan Tristan," "A-apa?!" teriak Delpina "Tidak Mas! bagaimana bisa kamu menjodohkan anak haram itu, Elsa lebih pantas menjadi istri Tristan!" bentak Delpina. Karena keributan yang terjadi di ruang tamu, Elsa yang merupakan putri pertama Aksa dan Delpina keluar, begitu juga Elmand putra kedua Aksa dan Delpina. "Ada apa sih Pa, Ma?" tanya Elsa yang masih mengenakan piyama tidur. Begitu juga dengan Elmand yang masih mengucek-ngucek matanya. "Iya nih, ada apa sih?" ujar Elmand. "Papamu akan menjodohkan si anak haram dengan Tristan," teriak Delpina. Elsa membulatkan kedua bola matanya. "Tristan Willard?" "Iya Elsa, Papamu keterlaluan, Tristan Willard adalah kandidat terbaik sebagai suamimu, " lirih Delpina yang kini menangis histeris. Elmand mendekati sang Mama lalu merangkul Mamanya yang terisak, sedangkan Elsa mengepalkan kedua tangannya sambil mendekati sang Papa. "Apa-apaan ini Pa? kenapa sih Agrin? aku yang menyukai Tristan sejak dulu," teriak Elsa. "Berkaca lah di kamarmu! kau itu tidak secantik Agrin, mana mungkin pria tampan, kaya dan sesempurna Tristan mau denganmu," ucap Aksa dengan santainya. Tanpa sadar air mata Elsa keluar begitu saja. Sedangkan Delpina yang tadi menangis terisak berlari ke arah suaminya dan langsung memukuli d**a suaminya itu. "Kurang ajar! bisa-bisanya kau menghina putrimu sendiri, biadab!" teriak Delpina. Elsa yang sakit hati dengan ucapan sang Papa menangis tersedu-sedu hingga ia sudah terduduk di lantai, Elmand remaja 17 tahun itu bingung harus membantu Kakak atau Mamanya. Aksa yang kesal dengan sang istri mendorong Delpina hingga tubuh wanita paruh baya itu tersungkur ke lantai, ini adalah pertama kali suaminya berperilaku kasar bahkan melakukan kekerasan dalam rumah tangga padanya. "Itu salahmu! kenapa tidak melahirkan putri yang cantik, gadis miskin dari Desa itu saja mampu melahirkan anak yang cantik seperti Agrin," ucap Aksa. Elsa dan Elmand mendekati Mama mereka, Elsa dan Delpina menangis sambil berpelukan. Elmand berdiri lalu mendekati Papanya yang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya, tampak tak ada rasa penyesalan di mata pria paruh baya itu setelah membuat anak dan istrinya menangis sampai terisak. "Kenapa Papa melakukan ini?" bentak Elmand. "Kalian semua hanya perlu menuruti perintah Papa!" ujar Aksa. "Sampai mati pun aku tidak sudi melihat anak haram itu menikahi Tristan, pria itu seharusnya menjadi menantuku," ucap Delpina. Aksa berjalan mendekati Istri dan putrinya yang terduduk di lantai. Aksa membungkuk lalu mengelus puncak kepala Delpina dan Elsa. "Tenang lah istri dan putriku, Tristan akan menjadi menantumu dan kau Elsa akan menikahi pria yang lebih baik dari pria dingin itu," kekeh Aksa. "Tidak!" bentak Delpina yang masih berusaha menentang keputusan Aksa. Aksa melotot lalu mencengkeram pipi Delpina dengan tangan yang tadi mengelus puncak kepala istrinya itu lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Delpina. "Kalau kau masih membantah, aku akan menceraikan mu, kau harus sadar diri karena keluargamu itu sudah bangkrut!" bisik Aksa. Elsa bahkan dapat mendengar ucapan sang Papa meskipun ia berbisik. Delpina menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. "Ja-jangan ceraikan aku Mas," lirihnya. Wanita paruh baya yang sejak tadi bersikeras menentang sang suami kini bertekuk lutut. "Kalau begitu kembali lah kalian tidur," ucap Aksa sebelum pergi meninggalkan istri dan kedua anaknya. Elsa yang gemetar memeluk sang Mama. "Ada apa sama Papa Ma? kenapa Papa berubah seperti Monster?" tanya Elsa. "I-ini pasti karena keluarga Mama bangkrut, dia menunjukkan belangnya, dasar b******n!" ujar Delpina. Elsa mengepalkan kedua tangannya sedangkan Elmand menggertakkan giginya, bagaimana pun remaja 17 tahun ini sangat kecewa kepada sikap sang Papa kepada Mama dan juga Kakak perempuannya. Tapi ia tak berani bila harus melawan sang Papa secara terang-terangan, itu sebabnya tadi ia lebih banyak diam meskipun melihat kekerasan yang dilakukan sang Papa. "Ini karena anak haram itu!" ucap Elmand. Elmand yang menggeram membalikkan tubuhnya menuju ke arah kamar Agrin. "Elmand!" panggil Delpina. Delpina berdiri lalu berlari ke arah putranya dan memeluknya dengan erat. "Jangan sentuh anak haram itu sekarang! kita bisa habis sama Papamu Nak," lirih Delpina. "Tapi Ma," "Cukup! dengarkan perkataan Mama kali ini," bujuk Delpina. Elmand pun mengangguk dan menuruti perintah sang Mama. Namun tanpa mereka semua sadari, Agrin yang bersembunyi di balik tembok mendengarkan semua keributan yang terjadi. "Sampai kapan aku harus hidup bersama keluarga gila ini ya Tuhan," ucap Agrin sambil menggaruk cat tembok tempat ia bersembunyi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN