Jam menunjukkan pukul 10 malam, Tabitha terbangun dari tidur nyenyak nya, wanita itu meraih gelas di atas nakas namun gelasnya kosong. Ia berdiri tapi sedetik kemudian badannya terhuyung, ia pun berpegangan pada kepala ranjang, wanita itu merasa kepalanya pusing. Ia memijit pelan pelipisnya berharap pusing itu segera hilang. Ia melangkahkan kakinya perlahan lalu saat sampai di depan kamar tamu yang Arthur tempati wanita itu menyempatkan untuk memeriksa keadaan Arthur. Saat pintunya terbuka ia mendapati kamar itu kosong dan dingin seperti tak terjamah. Ia menggelengkan kepalanya “Mungkin Arthur lembur atau pergi ada urusan dengan Regnarok bukan?” batin Tabitha. Ia kembali melanjutkan jalannya, namun kepalanya semakin pusing saat menuruni tangga. Dan sayup-sayup terdengar suara Arthur. W