Debuman mengerikan mendarat di pipi sebelah kiriku. Denyut perih yang perlahan merambat membuatku sadar dimana sekarang aku sedang berpijak. Aku sempat terbuai awalnya, tapi sekarang lagi-lagi aku harus kuat-kuat untuk tidak berekspresi apalagi meringis didepan dia. Aku sudah membiasakan diriku untuk mengenakan topeng seperti ini sejak belia. Bukan hal yang sulit bagiku untuk mengelabui semua orang. Aku sendiri juga paham bahwa apa yang aku lakukan hingga saat ini bukanlah hal yang benar. Tapi aku gilanya justru tetap memiliki pendirian untuk tidak tahu malu berdiri dihadapan wanita itu sekarang. …aku ketahuan. “Jalang tidak tahu diri!” sangsi Anfisa ketus. Dia bahkan melempariku dengan sejumlah uang tepat didepan mukaku dengan kasar. Membuat bend aitu berhamburan tak karuan dilantai y