Tangan Leon mengepal dengan kuat saat mendengar pemberitahuan tentang perang antara packnya dengan yellow moon pack alias pack yang di pimpin oleh Carel sebagai Alphanya. Ia tidak habis pikir, bagaimana bisa Carel mengklaim Alana sebagai mate-nya, padahal gadis cantik berdarah manusia murni itu adalah Mate yang telah di takdirkan oleh mood goddes untuknya.
"Sialan! Aku tidak membiarkan Carel mengambil Alana dariku," umpat dengan emosi, warna matanya berubah-ubah, kadang kuning dan kadang hitam, menandakan bahwa Xair mengambil alih tubuhnya separuh.
"Bersiaplah untuk perang, aku akan menjaga Alana di sini," ujar Hayala dengan tenang, netranya melirik ke arah Alana yang terbaring di ranjang masih belum sadarkan diri. Hayala sendiri sekarang nampak sangat ragu kalau gadis ini adalah mate Leon, aroma tubuh Alana berbeda dengan Leon. Sangat aneh, ada aroma campuran yang berada di dalam tubuh Alana, kemungkinan hanya ada sekitar 15% mirip dengan aroma Leon. Apa benar Alana mate Leon? Ia jadi ragu.
"Baiklah, aku akan bersiap untuk menghabisi Alpha sialan itu. Mom jaga Alana dengan baik, aku tidak ingin dia terluka," jawab Leon dengan suara yang melembut. Leon baru saja hendak bangkit dari duduknya di pinggir ranjang, namun sebuah tangan menahan lengannya agar tidak beranjak.
"Ada apa lagi Mom?" tanya Leon bingung dengan tatapan yang di sorotkan Hayala ke arahnya. Sorot mata yang belum pernah Hayala tunjukan kepadanya sebelumnya, sorot mata keraguan?
"Apa benar kau mencium aroma memabukkan dalam diri Alana?" tanya Hayala dengan ragu, Leon menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ibunya meragukannya saat ini. Ini adalah kali pertama sang ibu meragukannya.
"Mom meragukan indra penciumanku? Aku memag bukan werewolf murni seperti ayah, aku punta dara penyihir dari Mom. Tapi, aku punya kekuatan besar seperti ayah, aku bisa mencium aroma rose yang sangat memabukkan dalam dirinya. Alana adalah mate ku, belahan jiwaku dan juga takdirku. Jangan pernah meragukan hal itu!" jawabnya dengan tegas, membuat seketika keraguan dalam diri Hayala lenyap. Ia percaya pada putranya, sangat percaya.
"Pergilah, mom akan menjaga Alana di sini," Leon mengangguk patuh lantas mendekatkan wajahnya ke wajah Alana, mengecup bibir ranum gadis cantik itu sekilas sebelum beranjak dari kamarnya menuju ke halaman pack tempat di mana mereka akan perang.
"Aku akan mempertahankanku Alana, kamu milikku, hanya milikku!"
∆|∆
Pasukan perang dari Yellow moon pack sudah sampai di halaman pack house Silver moon pack, mereka sudah siap untuk menyerang. Di barisan depan ada Carel, Ramon, Jack dan juga Martin yang berstatus Beta di pack. Empat werewolf tangguh itu sudah siap untuk berperang demi mengambil Alana dari mereka.
Indra penciuman Carel sudah mencium aroma Alana, aroma yang sangat ia nantikan selama hampir dari 50 tahun, dan aroma yang sangat ia rindukan dari kemarin. Kepalanya mendongak ke atas, tepatnya ke arah balkon sebuah kamar di lantai tiga, ia sangat yakin Alana berada di dalam kamar itu.
"Alana berada di kamar lantai tiga, aku bisa mencium aromanya dari sini," ujar Carel pada Jack lewat link. Mereka sudah menyiapkan sebuah recana yang sangat matang untuk membawa Alana pergi dari sini.
Gerbang terbuka, menampilkan pasukan perang Silver moon pack yang di pelopori oleh Rama, Leon, Jazz dan juga Roy. Mereka semua menatap nyalang ke arah lawan, peperangan akan segera di mulai, peperangan yang merebutkan seorang Luna untuk pack masing-masing.
Matahari mulai terbenam, itu artinya perang di mulai. Mereka saling berlarian menuju ke arah musuh dan berperang saling membunuh. Mereka saling menggigit, mencabik dan juga menendang. Ada yang berperang dalam wujud manusia, tapi juga ada yang berperang dalam bentuk wolf.
Saat ini Carel berhadapan dengan Leon, netra mereka menatap tajam dan sudah siap untuk saling menyakiti bahkan membunuh.
"Kembalikan Alana padaku!" pinta Carel dengan tegas, ia memberi kesempatan untuk Leon menyerahkan Alana padanya sebelum dirinya menghabisi nyawa alpha keturunan penyihir itu.
"Jangan harap kau bisa mendapatkan Alana!" balas Leon dengan tajam lantas melompat ke arah Carel dan langsung berganti shift dengan Xair. Begitu pula dengan Carel, ia membiarkan Max mengambil alih tubuhnya untuk membunuh Leon yang sudah berani mengambil Alana darinya.
Max dan Xair saling menatap sekian detik sebelum akhirnya mereka saling menyerang, menendang, mencakar dan mencabik. Ke duanya sama-sama kuat dan tidak mau kalah, kalah berarti mereka harus siapa kehilangan harga dirinya sebagai alpha sekaligus kehilangan mate-Alana.
Di saat semua orang sibuk berperang, diam-diam Jack melompat ke atas balkon lantai tiga. Ia yang bertugas membawa Alana pergi dari sini. Kaki kekarnya menendang pintu kaca balkon hingga pecah, membuat seorang wanita paruh baya yang duduk di pinggir ranjang tersentak kaget dan mulai berhati-hati.
"Berani-beraninya kau masuk ke dalam sini!" bentak Hayala dengan murka saat melihat Jack sudah berada satu kamar dengan dirinya dan juga Alana. Wanita berdarah murni penyihir itu lantas merapalkan sebuab mantra yang membuat tubuh Jack seketika membeku tidak bisa bergerak sama sekali.
"Sialan!" umpat Jack dengan murka. Hayala tersenyum penuh kemenangan. Di liriknya Alana yang mulai bergerak tidak nyaman, ia rasa Alana sudah sadar setelah mendengar keributan di luar sekaligus suara kaca pecah karena ulah Jack. Jack menatap ke arah Alana, ia dan Alana sudah bertetangga sangat lama. Alana tidak akan takut padanya.
"ALANA BANGUN!" teriak Jack dengan keras, dengan cepat gadis itu langsung membuka matanya dengan lebar dan bangkit dari baringnya. Ia edarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan ia mendapati seorang pria yang sangat tidak asing baginya. Jack. Alana tersenyum lega, ia bertemu dengan Jack, ia akan meminta perlindungan dari tetangganya itu.
"JACK!" teriak Alana dengan lantang, saking lantangnya mampu membuat Max dan Xair yang sedang berperang mendengar suara jerit Alana yang meneriaki nama Jack. Dua werewolf itu lantas berlari dan meloncat ke arah lantai tuga balkon untuk memastikan Alana baik-baik saja.
Alana melompat dari ranjang berlari dan berhamburan memeluk Jack dengan sangat erat.
"Hiksss... Jack, aku takut. Bawa aku pergi dari sini. Hikss... Jack, aku takut," isak Alana tepat di d**a bidang Jack. Hayala melotot, ia tidak terima mate putranya memeluk pria lain. Hanya Leon yang boleh di sentuh oleh Alana. Begitu pula sebaliknya.
Ajaib, setelah Alana memeluknya sihir dalam diri Jack menghilang, pria itu kini kembali bisa menggerakan tubuhnya dan membuat Hayala tercengang. Sihirnya lenyap karena sentuhan Alana. Bagaimana bisa? Siapa Alana.
Alana dan Jack tersentak kaget saat mendengar suara geraman dari dua serigala yang berada di belakang mereka. Reflek mereka langsung membalikan tubuhnya dan menatap ke arah dua serigala itu. Tatapan cemburu yang mereka sorotkan ke arah Jack, dasar para werewolf possesive.
"Max!" seru Alana kegirangan sembari tersenyum. Ia sangat yakin bahwa binatang yang ia kira sebagai anjing itu yang telah membantu Jack menemukannya. Anjingkan punya indra pelacak yang sangat luar biasa.
"Terima kasih Max," ujar Alana yang langsung berlari menghampiri Max dan memeluk leher serigala besar itu dengan erat, membuat Xair menggeram marah karena cemburu.
TBC