Sedangkan hari itu pihak hotel menghubungi K dengan menginformasikan bahwa uangnya tertinggal di kamar hotel tersebut, informasi yang didapatkan K dari pihak hotel membuatnya mengerutkan dahi, dan berfikir keras.
“Mengapa wanita itu tak menerima uangnya? Tidak tahukah dia posisi uang itu berada, karena bangun dengan terburu-buru? Ataukah dia sengaja tak ingin mengambil uang itu karena ingin memerasku dan mengambil keuntungan yang lebih banyak dariku? Dengan imbalan, wanita itu akan tutup mulut dari media atas perbuatanku? Tapi mungkinkah? Wanita itu masih polos bahkan aku yang merenggut kesuciannya. Lantas, mengapa dia tidak mengambil uang yang aku berikan sebagai imbalan kebersamaannya denganku? Aku harus berhati-hati menangani ini, sepertinya masalah tak akan sesederhana biasanya, dimana wanita-wanita itu justru ketagihan bermalam denganku, dan berusaha membujukku untuk kembali bersama…” gumam K sembari menatap jauh dengan soft drink merk luar negeri di tangannya.
Dia menghela nafas panjang, lalu menggumam perlahan.
“Nyusahin aja! Di kasih duit bukannya nerima aja gitu, kalau gini kan kudu bolak-balik ke Hotel. Hmm…biar mereka yang urus semua ini, dech! Lelah kalau mikirin hal kecil begini…”
K meraih ponselnya dan membuka pesan yang masih dari beberapa wanita yang pernah berkencan dengannya. Dia mendengkus kesal karena wanita yang baru saja dia kencani tak sama dengan wanita-wanita pada umumnya yang pernah tidur bersamanya.
Sekilas bayangan demi bayangan kebersamaan yang dia nikmati bersama wanita itu melintas di kepalany, hingga membuatnya sedikit terusik.
“b******k! Kenapa gini amat dah. Ini rasa bersalah atau gimana sich, kaga pernah aku ngalamin begini sebelumnya. Udah berapa banyak wanita yang tidur bersamaku, mengapa jadi begini, sialan!!” ucapnya kesal sembari meremas kaleng soft drink di tangannya dan melemparkan begitu saja.
Tak ingin terus menerus memikirkan wanita itu, akhirnya dia meminta salah satu pengawalnya untuk segera mengambil uang yang ada di hotel tersebut, dia juga meminta pengawal tersebut untuk memantau wanita yang telah tidur dengannya tadi malam.
"Perhatikan dengan seksama wanita itu, dia baru saja terluka, karenaku. Jangan sampai dia terluka lagi, pastikan dia baik-baik saja! Jika sesuatu terjadi dengannya segera beritahu aku.." ujar K sembari menatap kosong area shotting dimana sang sutradara beserta kru tengah sibuk dengan aktivitas mereka.
" Siap, Tuan..." Jawab tegas pria bertubuh tinggi, lalu berjalan menjauh menuju mobil dan meninggalkan K yang tengah menunggu jadwal take adegan untuknya, terlihat jelas di wajahnya dia tak sabar menunggu gilirannya shotting, sedangkan dirinya akan ada pengambilan adegan sekitar setengah jam lagi, hingga membuatnya berkali-kali mendengkus kesal.
Tiga Jam berlalu, akhirnya shotting berakhir, terlihat K dengan pengawalan ketat menuju ruang ganti, lalu keluar menuju parkiran.
“Kak, K!” sebuah teriakan merdu seorang wanita menghentikan langkahnya sejenak, terlihat K menoleh lalu kembali melanjutkan langkahnya dengan memasang wajah seram.
“Kak, Kent! Tunggu Lidia, Kak. Ada sesuatu yang harus Lidia kasih ke kakak…” ucap gadis cantik bertubuh sintal dengan kulit putih dan hidung mancung.
“Apaan? Kita take adegan udah kelar bukan? Aku mo balik, istirahat nich lelah dari kemarin belum istirahat!” jawab K dengan seidkit ketus terhadap lawan mainnya.
“Yah… Kakak. Lidia pengen ajakin Kakak ke tempat nongkrong terbaru padahal, baru besok grand opening, cuma spesial buat Kakak, boleh kesana dulu…” ucap Lidia manja, membuat K menghela nafas panjang, ingin rasanya dia marah saat itu, tapi dia teringat jika tengah berhadapan dengan lawan mainnnya.
“Sorry, Lid. Bukan kenapa-kenapa sih, ya. Tapi beneran kali ini, aku gak bisa gabung, badanku terasa mau rontok, beneran dah!” tolak K membuat Lidia memasang wajah sedih.
“Disana di sediain kamar khusus buat kakak loh! Kakak bebas ngapain aja di sana, dan kakak di jamin puas, karena ada Lidia yang nemenin kakak, gimana?” bujuk Lidia sembari mengerjab-ngerjabkan mata kearah K.
“Sayang banget, ya. Tapi beneran kali ini aku emang butuh istirahat dan aku harus istirahat, jadi sepertinya kaga bisa nerima ajakan kamu, Lid. Minta ke yang lain aja. Mereka pasti bisa…” elak K sembari mencibirkan bibirnya dengan menoleh kesamping tanda mengejek wanita yang berusaha menggaetnya.
“Yahh! Sayang banget dong, Kak. Yaudah next time aja, ya Kak. Semoga segera dapet waktu buat hang out bareng kakak ya…” bujuk Lidia lagi, dan segera di jawab K dengan kaki terus melangkah menuju ke mobil.
“Oke-oke. Semoga bisa next time, ya?” K melambaikan tangannya kepada lawan mainnya sembari memasang kaca mata hitamnya dan duduk di dalam bangku belakang sopir.
“Enak aja, mo manfaatin aku! Sorry ya, aku juga punya standart wanita yang ingin kencan denganku. Enak aja dia mau tidur denganku! Dasar murahan!” gerutunya sembari menutup kaca mobil “Jalan, ambil rute tercepat menuju rumah, paham…”
“Siap, Tuan!” jawab sopir pribadinya dengan tegas.
Mobil terus melaju menuju rumahnya dengan kecepatan tinggi, rasa lelah tiba-tiba menderanya, hingga tak kuasa lagi dia melakukan apapun selain tidur.
“Kenapa badanku terasa lemas banget, ya?” gumamnya merasa tubuhnya sakit-sakit. “Panggilkan dokter untukku, sekarang! Suruh langsung ke rumah, ingat, aku tak mau menunggu…” perintah K menatap kearah manager pribadinya yang duduk di sebelah sopir.
“Siap, Tuan. Apakah perlu memanggil ahli teraphis untuk Tuan? Atau mungkin Tuan butuh body massage dan spa mungkin…” jawab sang manager pribadi.
“Aku sedang tidak ingin bertemu orang luar kecuali dokter. Aku sedang tak ingin berkomunikasi, otakku sedang tidak beres, aku merasa terbebani secara tiba-tiba. Entah perasaan macam apa ini, tapi sungguh aku tak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya…” jawab K dengan helaan nafas panjang dan dengan kasar dia hempaskan.
“Tuan, butuh makan yang seger-seger sepertinya, atau Tuan oengen makan yang hangat-hangat?” tanya manager pribadi yang menjadi asisten pribadi sekaligus.
“Gak selera makan justru. Meski perut laper banget, aneh banget bisa jadi mau sakit nih…” jawab K lagi.
Mobil yang terus melaju akhirnya segera berhenti di sebuah rumah besar dengan pagar yang tinggi kokoh dan halaman super luas.
K merasa heran karena tak biasanya tubuhnya terasa letih, tapi kali ini dia merasa ingin istirahat dengan nyaman dirumah, sehingga dia membatalkan janjinya untuk party dengan teman-teman sesama penyanyi.