Aruna yang masih linglung, sekarang sibuk berkutat dengan pemikirannya tentang semua yang di katakan Ardan belum lama tadi. Walau dia masih memikirkan berbagai hal di kepalanya, tapi tangannya tetap cekatan meneruskan apa yang sudah jadi kegiatannya sehari-hari. Setelah perdebatannya dengan Ardan perihal pindah kamar, Ardan bersiap-siap hendak pergi. Dia berdandan dengan hati gembira ria, dia membiarkan saja tingkah istrinya yang kerepotan dengan pemikirannya sendiri di dapur. ''Run, Abang harus pergi, ada urusan...'' ujar Ardan hendak berpamitan, dia sedikit mengeraskan suaranya karena dia ada di ruang tengah. ''Ha!'' seru Aruna menjawab dari dapur, ''Abang mau pergi?'' tanya Aruna setelah berjalan cepat menyusul dari dapur untuk menghampiri Ardan yang berpamitan padanya. Ardan mendo