Aruna mendengarkan dengan seksama setiap kata yang diucapkan Ardan. Suaranya lembut tapi tegas, memberi nasihat tapi juga sekaligus sebuah peringatan untuk Aruna. Kombinasi antara kalimat Ardan yang diucapkan dengan tegas dengan gestur tubuhnya yang lembut bermain dengan tubuh Aruna, perlahan dan terarah. Ardan sangat mengerti dengan setiap tindakannya, dia mampu membuat Aruna tidak risi, bahkan Aruna tidak menyadari kalau Ardan sedang menikmati ketika jari-jemarinya dengan lihai bermain dengannya. ''Aruna... Kenapa masih diem?'' tanya Ardan lagi. Ardan sedikit mendesak Aruna, karena dia juga tidak mau jika Aruna terus menerus menjaga jarak dengannya. ''Aruna takut Mang...'' ''Takut kenapa? 'Kan, emang gue yang minta buat Aruna ungkapin aja! Karena cuma dengan begitu, suamimu ini, bisa