"Ada apa ini? Kenapa bisa ada kamu Jes? Lalu kenapa kamu memakai gaun pengantin yang sama denganku?" Tanya Aurelia yang tidak mengerti dengan kondisi yang dia alami saat ini.
Mendengar itu, Jesica pun langsung berpura-pura menangis dan dia segera melihat ke arah calon ibu mertua yang tidak lain juga calon ibu mertuanya Aurelia.
"Tan … Tante! Aku minta maaf! Aku minta maaf karena … Karena aku, Lia pasti marah padaku! Aku … Aku sebenarnya tidak menginginkan ini semua, tapi aku sudah hamil dan aku tidak … aku tidak mungkin membunuh bayi yang tidak berdosa ini," ucapnya sambil terisak dengan wajah yang mulai basah oleh air mata.
Mendengar itu, Aurelia langsung terkejut dan seluruh tubuhnya gemetar serta kakinya terasa lemas saat itu juga.
"Ha … Hamil! Jes … Kamu hamil?" Tanya Aurelia yang kemudian menatap ke arah calon ibu mertuanya.
"Tan … Tante apakah yang dikatakan Jesica itu benar?" Tanya Aurelia.
Calon ibu mertuanya lun menganggukkan kepalanya dan terlihat tidak peduli sama sekali dengan Aurelia, karena sejak awal dia tidak menyetujui pernikahan putranya dengan Aurelia yang hanya bekerja sebagai pelayan toko itu.
"Ya! Seperti itulah yang sebenarnya dan Jesica sedang hamil calon cucu saya, jadi dia juga harus menikah dengan putra saya hari ini," ucapnya dengan mudah tanpa ada rasa bersalah dan permintaan maaf kepada Aurelia.
Membuat hati Aurelia semakin sakit dan rasa sesak langsung menyebar memenuhi seluruh tubuhnya.
"Jadi … Itu … Itu benar! Aku … Aku selama ini sudah … Sudah dibodohi olehnya dan kalian semua menutupi masalah ini demi hari ini?" Ucap Aurelia yang segera meremas dadanya sambil memejamkan matanya kembali dengan air mata yang, mulai jatuh membasahi pipinya.
"Jahat! Sangat jahat!" Ucapnya yang semakin sulit mengendalikan emosinya saat ini dan saat itu pula, tubuh Aurelia tidak bisa berdiri dengan stabil dan tubuhnya sempoyongan karena dia tidak sanggup menanggung beban berat yang sedang dia alami, sehingga saat itu juga, Aurelia hampir saja terjatuh.
Membuat Bryan segera berlari ke arahnya dan meninggalkan Jesica serta ibunya yang saat ini sedang berada di sampingnya.
"Lia! Kamu … Kamu baik-baik saja kan?" Teriak Bryan yang segera datang menghampiri Aurelia dan hendak menyentuh tangannya, namun ditepis oleh Aurelia dengan kejamnya.
"Jangan sentuh aku!" Ucap Aurelia yang segera berjalan mundur beberapa langkah untuk menjauhi Bryan, pria yang sangat dia cintai dan sangat dia percayai telah mengkhianati dirinya, membuat hancur hatinya serta rasa jijik serta benci telah menggantikan perasaan itu dengan cepatnya.
Mendengar itu, hati Bryan terasa sangat sakit dan dia tahu, jika dosanya telah menghancurkan hubungan yang seharusnya menjadi sumber kebahagiaannya bersama dengan Aurelia dan berubah menjadi sebuah penderitaan yang menyakiti hati Aurelia dan juga dirinya.
"Lia! Aku minta maaf! Aku … Aku sungguh minta maaf! Tapi aku … aku bisa menjelaskan semuanya, aku bisa …." Belum selesai Bryan bicara, Aurelia langsung menyelanya.
"Cukup! Aku tidak mau mendengarkan penjelasan apapun dari kamu!" Ucap Aurelia yang segera melempar buket bunga yang ada di tangannya saat ini.
Membuat Bryan langsung terkejut dan tidak menyangka, jika Aurelia yang dulu sangat lembut dan selama menjadi kekasihnya, mereka berdua tidak pernah bertengkar sama sekali, bahkan Aurelia selalu sabar menghadapi dirinya yang seorang pencemburu dan sering dikelilingi wanita yang sering membuat hubungan mereka bisa menjadi salah faham, tapi Aurelia adalah wanita yang sangat pengertian dan baik hati, jadi Bryan pikir jika Aurelia pasti menerima pernikahan ini tanpa bereaksi berlebihan seperti yang dia dapatkan hari ini.
"Lia! Kamu … Kamu sungguh marah padaku?" Ucap Bryan dengan tatapan tidak percaya.
Aurelia tersenyum dingin dan segera menghapus air matanya.
"Bukan hanya marah! Tapi aku … aku sangat membenci kamu Bryan! Aku benci … Aku sangat membenci kamu!" Teriak Aurelia yang kemudian melepaskan cincin yang ada di jari manisnya, lalu melempar tepat di depan wajah Bryan.
"Ini! Aku kembalikan padamu dan mulai saat ini, kita tidak memiliki hubungan apapun lagi!" Ucap Aurelia dengan tatapan penuh kebencian serta muak melihat wajah Bryan yang jauh lebih kotor dari toilet di tempat kerjanya.
Melihat itu, hati Bryan merasa sangat sakit dan sedih. Karena wanita yang sangat dia cintai itu, sudah sangat membencinya dan di meninggalkan tatapan yang sangat menusuk luka di dalam hatinya yang semakin dalam.
"Lia! Kamu … Kamu sungguh membenci aku? Bukankah kamu mengatakan kalau kamu sangat mencintai aku? Dan juga … Bukankah kamu juga mengatakan kalau kamu ingin sekali menikah denganku dan hidup bahagia bersamaku? Apakah kamu lupa dengan itu semua?" Tanya Bryan.
Mendengar itu, Aurelia langsung tertawa sambil mengeluarkan air mata yang semakin deras membasahi pipinya.
"Hahahahaha … Harusnya kamu tanyakan pada diri kamu sendiri, kenapa bisa … Kamu melupakan itu semua saat berbuat kotor bersama dengan Jesica saat itu? Dan … Silahkan kamu lanjutkan upacara pernikahan ini dengannya, karena aku tidak mau berbagi pria dengan wanita lain. Terlebih pria itu … Bekas temanku sendiri!" Ucap Aurelia dengan tatapan penuh kebencian dan setelah itu, dia segera membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi meninggalkan tempat itu.
Bryan pun berteriak, karena tidak rela harus berpisah dengan wanita yang sangat dia cintai itu.
"Lia! Tunggu aku! Aku … Aku tidak mengizinkan kamu untuk pergi begitu saja! Lia … Kamu belum mendengar semua penjelasan dariku!" Panggil Bryan yang segera berlari meninggalkan tempat pernikahan itu dan mengejar Aurelia yang sudah pergi lebih dulu darinya.
Sedangkan Aurelia yang sudah terlanjur sakit dan hancur karena perbuatan Bryan.
Dia tidak peduli sama sekali dengan pria itu dan yang hanya ada dalam benaknya saat ini, hanya ingin terus berlari dan terus berlari ke arah yang bisa membuat dirinya menjauh dari tempat yang seharusnya menjadi tempat untuk dia mendapatkan kebahagiaan malah berubah menjadi tempat penuh duka yang dipenuhi rasa benci dan kekecewaan membuat hancur hatinya.
"Aku benci kamu Bryan! Aku sangat membenci kamu dan juga Jesica! Aku benci kalian berdua! Aku sangat membenci kalian semua!" Teriak Aurelia yang terus berlari dengan gaun pengantinnya dengan riasan yang sudah rusak dan hancur, sehingga wajahnya saat itu sudah menyerupai hantu yang begitu menyeramkan dan banyak orang yang menatapnya di sepanjang jalan, tapi Aurelia tidak peduli sama sekali, hingga tanpa sadar. Aurelia yang terus berlari pun, telah sampai di sebuah pantai yang hanya menampakan langit serta air yang berwarna biru dan Aurelia pun berjalan ke arah pantai itu dengan hati yang sangat terluka.
"Aku benci kamu Bryan! Aku benci semua orang yang ada di tempat itu! Kalian semua … Hiks … Hiks … Kalian semua jahat!" Ucap Aurelia yang sudah putus asa dan dia terus berjalan ke arah pantai dan saat ini, ombak di pantai itu cukup tinggi tapi, Aurelia tidak menyadari jika ada bahaya yang sedang mengintai dirinya.
Hingga, saat Aurelia tanpa sadar sudah menginjak air dan ombak sudah sampai di batas tubuhnya.
Aurelia pun mulai terbawa ombak hingga tubuhnya basah semua dan dia masih belum sadar jika, nyawanya sedang terancam.
Namun, tiba-tiba saja.
Ada seseorang yang menarik pinggangnya dan itu menyadarkan Aurelia saat itu juga.