Bab 13

1292 Kata

Bab 13 Langkahnya kian memangkas jarak, menyisakkan beberapa langkah lagi. Aku mengulurkan tangan untuk bersalaman. Hati ketar-ketir, takut ada makian. Namun, ternyata tidak ada. Dia menerima uluran tanganku. Mbak Tini menepuk bahuku dan berpamitan dengan bahasa tubuh. Dia segan ketika melihat ibunya Mas Laksa. Aidan, yang berada di belakang kursi, sudah melarikan diri sejak Mas Laksa dan ibunya masih di tangga. Dia takut ditangkap Mbak Tini. “Siapa nama kamu?” Suara ibunya Mas Laksa terdengar pelan, tetapi penuh ketegasan. “Humaira Najwa Kirana, Bu. Biasa dipanggil Rara.” Aku menjawab dan duduk kembali ketika beliau dan Mas Laksa duduk di sofa yang berseberangan denganku. Selama beberapa detik, hanya keheningan yang menyelimuti kami. Aku menunduk dalam. Keringat mulai membasahi tela

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN