"Sorry, gue gak tahu kalo lo ngirim pesan kemarin." Ia memang baru mengecek kalau ada pesan dari Prisa. Sejak kemarin, gadis itu mengajaknya untuk bertemu dan agak sedikit memaksa. Setidaknya mood Maira sedang baik untuk menghadapinya. "Mau ngomong apa?" Prisa menghela nafas. "Boleh ngomong di kamar kakak aja?" Maira mengangguk. Walau agak heran juga. Ia menebak-nebak apa yang hendak dibicarakan oleh Prisa. Apa menyangkut Agha? Apa karena ia malah tak membantunya untuk mendekatkannya pada Agha? Tapi ia kan tak pernah berjanji apapun sejak awal. Di mana salahnya? "Ada apa?" Wajar kan kalau ia bertanya. "Aku mau nanya soal hubungan kakak sama kak Agha." Ia langsung pada intinya. Maira tak gugup. Ya untuk apa juga? Sementara Prisa sedang memerhatikan bagaimana reaksinya. Tapi Mair