"Sorry, lo udah lama nunggu?" tanyanya begitu tiba. Ia menaruh sepedanya lalu ikut berdiri di samping Maira yang tampak menatap danau. "Gak kok." Ya ia memang belum lama kan ya? Ia berdeham. Sebetulnya ia sempat melirik ke arah Agha. Bertanya-tanya, apakah Agha tahu apa yang hendak ia bicarakan? "Lo mau ngobrol apa?" tanyanya. Sejujurnya jantung Agha hampir lepas di sini. Bersamaan dengan momen ini pula, dari kejauhan sana Bani melihat keduanya. Lalu cowok itu memilih untuk pergi ke arah lain. Tak ingin menganggu. "Soal gue dirawat itu. Kalo bukan gue orangnya, apa lo bakal tetep nolong?" Agha mengangguk. "Ya." Ya siapapun yang terluka. Selagi ia bisa membantu, ia pasti membantu. Maira mengangguk-angguk. Ia tahu sih watak Agha seperti apa. Selama ini pun, ketika teman-teman mereka