55 - Bagaimana Bisa?

2192 Kata
            “Oh, saya akan memberi tahu dokter kalau ada seseorang yang menerima permintaannya terlebih dahulu. Kemungkinan butuh beberapa hari untuk menyiapkan perlengkapan perjalanan menuju hutan itu,” kata Teo sambil melihat kertas permintaan yang bertuliskan permintaan.             Zeth menganggukkan kepalanya. “Kalau begitu, sampaikan pesan padaku jika mereka sudah siap, Teo.”             “Tentu! Ah, karena perjalanannya akan sangat panjang, apa anda butuh sesuatu, Tuan Zeth, Nona Syville?” tanya Teo dengan mata yang berbinar cerah.             “Tidak perlu. Kami sudah terlalu banyak merepotkanmu, Teo. Sisanya biarkan kami yang menyiapkannya sendiri,” tolak Syville cepat. “Lagi pula, kami melakukan ini juga untuk membantu dokter yang merawat teman kami.”             “Ah … sayang sekali,” kata Teo dengan wajah sedihnya. Entah kenapa Zeth merasa kalau Teo ingin sekali mendapat permintaan dari mereka berdua?             “Oh, apa kita akan berjalan kaki untuk sampai di hutan yang ada di dalam permintaan itu, Teo?” tanya Syville.             Teo kembali membaca kertas permintaan itu. “Menurut informasi, letak hutan itu sangat jauh dari desa ini. Jika berjalan kaki mungkin akan butuh waktu tiga hari lamanya untuk sampai di sana.”             Zeth mengangkat kedua alisnya. Tiga hari? Saat dirinya, Syville dan Key diantar oleh griffin untuk sampai ke desa ini, kemungkinan hanya butuh setengah hari dari hutan itu. Sebaiknya ia berhenti membandingkan kecepatan terbang griffin mulai dari sekarang.             “Tapi jangan khawatir, karena di sini tertulis dokter itu akan menyewa beberapa kuda,” tambah Teo.             “Uhh … Kuda? Apa kita akan menggunakan kereta kuda?” tanya Zeth. Memikirkan kereta kuda saja sudah membuat Zeth merasa tidak nyaman.             “Kemungkinan tidak. Karena belum ada jalan yang dibuat untuk sampai ke hutan itu. Menggunakan kereta kuda akan sedikit sulit.”             “Berarti kita akan langsung berkuda, ‘kan?” tanya Syville yang entah kenapa terdengar senang.             Teo menganggukkan kepalanya. “Itu benar. Oh, apa hal itu membuat anda tidak nyaman? Jika anda lebih memilih untuk menggunakan kereta kuda, bisa saya usahakan—”             “Tidak! Kami baik-baik saja, tidak ada masalah sama sekali. Bukan begitu Zeth?”             Melihat mata Syville yang ikut berbinar cerah, Zeth hanya bisa menganggukkan kepalanya. Tapi masalahnya, ia tidak pernah menaiki kuda sendirian!             Teo mendesah lega. “Baiklah kalau begitu. Secepatnya saya akan memberi tahu Tuan Zeth dan Nona Syville kapan waktu untuk menjalankan permintaan ini akan dimulai.”             “Tentu!” jawab Syville sambil menjabat tangan Teo, tidak kalah senang dari sebelumnya. Wajah Teo langsung memanas karena seseorang yang ia kagumi bersedia untuk menjabat tangannya! Sepertinya mulai hari ini ia tidak akan mencuci tangannya lagi …             .             .             Dengan senang hati, Syville keluar dari gedung serikat. Tetapi tidak dengan Zeth. Bagaimana ini? Seumur hidupnya ia tidak pernah berkuda. Apa rasanya sama seperti mengendarai sepeda yang biasa ia gunakan dulu sebelum dirinya terpilih menjadi anggota The Oblivion?             Menyadari pandangan Zeth yang sedikit melamun, akhirnya Syville bertanya, “Ada apa, Zeth?”             Zeth sedikit malu untuk mengakui hal ini, tetapi ia tidak ingin merepotkan orang lain. “Aku belum pernah berkuda sebelumnya …”             Syville menahan tawanya dengan menutup kedua mulutnya, tetapi tetap saja suara ‘pfft’ pelan terdengar. “Siapa sangka kau tidak pernah berkuda! Bukankah kita pernah naik kereta kuda sebelumnya?”             “Itu hal yang berbeda, ‘kan?” tanya Zeth sambil mengusap keningnya. “Bagaimana dengan sepeda? Apa mengendarai sepeda dan berkuda rasanya sama?”             Syville memiringkan kepalanya. “Sepeda? Entahlah … aku belum pernah mengendarainya. Ah, aku tidak keberatan jika menaiki kuda bersama denganmu, Zeth.”             Zeth mengusap keningnya lagi, meski Syville tidak memiliki masalah dengan hal itu, tetapi dirinya tidak berpikir demikian. Ia tidak tega pada kuda yang akan ditunggangi mereka berdua selama tiga hari. Belum lagi jalan kembali dari hutan itu ke desa ini lagi.             Seperti tiba-tiba mendapatkan sebuah ide, Syville menepukkan tangannya sekali dan berkata, “Bagaimana jika aku mengajarimu cara berkuda, Zeth? Dokter itu butuh beberapa hari untuk menyiapakn perlengkapannya, ‘kan?”             “Lebih baik seperti itu,” jawab Zeth langsung setuju.             “Kalau begitu ayo kita cari tempat untuk menyewa kuda.”             .             .             Butuh tiga hari lamanya sang dokter menyiapkan barang-barang yang perlu dibawanya. Awalnya ia pikir permintaan untuk mengawalnya ke hutan yang cukup jauh dari desa akan memakan waktu yang cukup lama untuk diambil oleh seseorang. Nyatanya baru beberapa jam ia membuat permintaan itu, seseorang langsung bersedia untuk menerimanya. Terlebih lagi orang-orang itu ternyata kelompok pengelana yang kabarnya bersahabat dengan pelindung desanya, makhluk legendaris yang disebut griffin!             Awalnya dokter itu sedikit takut, khawatir orang-orang yang bersahabat dengan makhluk legendaris ini akan merasa direndahkan karena harus melakukan perjalanan panjang dengan orang biasa seperti dirinya.             Ternyata pikirannya salah, orang-orang ini sangat bersahabat! Bahkan Dewi Syv sangat baik padanya, bersedia membantu dokter itu untuk menyiapkan semua barang-barang yang perlu dibawanya.             Apalagi dengan tas sihir yang dimiliki olehnya. Karena ada tas itu, sang dokter tidak perlu khawatir dengan barang bawaannya yang berat selama di perjalanan!             Untung saja, Zeth sudah bisa mengendarai kuda sendiri selama tiga hari itu. Masa depannya yang menunggangi kuda bersama dengan Syville berhasil ia hindari.             Sebelum berangkat, dokter yang memiliki nama Dean ini mengajari asistennya dengan keras. Supaya pengobatan Key tidak melambat sedikit pun selama ia mencari tanaman herbal itu.             Dengan kantung mata yang besar, orang-orang yang menjadi asisten Dean mengantar Zeth, Syville dan Dean menuju gerbang desa. Wajah mereka semakin terlihat kelelahan setiap kali mendengar omongan yang dikatakan oleh Dean. “Ingat! Oleskan salep dengan tutup berwarna merah di pagi hari, untuk sore warna biru, dan malam warna hijau, dan jangan lupa mengganti perbannya setiap enam jam sekali. Oh, tidak lupa juga untuk membantunya meminum obat yang sudah aku siapkan untuk luka pada dalam tubuhnya—”             “Kami tahu, dokter Dean, kau sudah menjelaskannya selama tiga hari!”             “Kau pikir sudah berapa lama kami menjadi asistenmu!?”             “Apa kau lupa dengan kerja keras kami selama ini!?”             “Tentu aku tahu! Tapi pasien kali ini sangat berbeda!” jawab Dean tidak mau kalah.             “Sudah kukatakan sebelumnya, dokter Dean. Kami hanya seorang pengelana biasa,” kata Syville. “Tolong perlakukan kami seperti yang lainnya.”             Mendengar perkataan Syville yang rendah diri, entah kenapa asisten Dean langsung bersemangat. “Tenang saja! Kami akan merawat teman anda dengan kemampuan penuh kami!”             “Kami tidak akan membiarkan teman anda kesakitan sedetik pun!”             “Kenapa sikap kalian berbeda sekali padaku!?” sahut Dean mulai marah karena sikap asistennya.             Syville hanya bisa terkekeh pelan. Sedangkan Zeth sibuk sendiri dengan kuda yang akan ia tunggangi selama perjalanan.             Teo yang baru saja membantu Zeth untuk naik ke atas kudanya berkata, “Apa ada yang bisa saya bantu lagi, Tuan Zeth? Apa ada yang perlu ditambahkan untuk perjalanan anda?”             “Kami sudah menyiapkannya dengan sempurna. Terima kasih, Teo,” jawab Zeth.             “Kalau begitu, kami berangkat terlebih dahulu. Tolong jaga temanku, ya?” kata Syville sambil melambaikan tangannya pada asisten Dean dan Teo setelah merasa kalau mereka semua sudah siap melakukan perjalanan ke hutan itu.             “Serahkan pada kami!”             “Hati-hati di jalan!!”             “Tolong jaga dokter Dean kami yang sedikit tidak berguna itu!” Tentu saja, perkataan itu langsung dipotong dengan suara tidak setuju yang cukup keras dari Dean.             “Tolong bawa teman-teman griffin anda kembali ke sini!” Untuk permintaan Teo yang satu ini, Zeth dan Syville sepakat untuk pura-pura tidak mendengarnya.             .             .             Seperti perkiraan Teo sebelumnya, mereka butuh tiga hari lamanya untuk sampai ke hutan yang menjadi tujuan utama mereka. Karena Zeth dan Syville sering melakukan perjalanan panjang dengan berjalan kaki, mereka tidak merasa kelelahan sama sekali karena selama ini mereka menunggangi kuda di sepanjang perjalanan.             Sedangkan Dean hampir berpikir kalau mereka sedang berlibur karena terlalu menikmati masakan yang dibuat oleh Syville. Untung saja ia tersadar kalau mereka sedang menjalankan misi untuk mengumpulkan tanaman herbal yang hanya tumbuh di hutan mistik ketika di tengah-tengah perjalanan sekumpulan monster buas menyerang mereka dengan senang hati.             ‘Monster buas’ yang menyerang mereka ternyata sama seperti monster lainnya yang dipanggil oleh para Ventana yang sering menyerang Zeth dan yang lainnya. Tetapi monster ini lebih lemah dari biasanya, sehingga Zeth dan Syville dapat dengan mudah melenyapkan mereka.             Saat itu, matahari sudah hampir tenggelam ketika mereka melihat hutan yang tidak terlalu asing di ujung padang rumput yang beberapa hari lalu mereka lewati.             Dari sampingnya, Zeth bisa melihat kalau Syville sedikit menundukkan kepalanya. Tidak hanya Syville, bahkan Zeth sendiri tidak menyangka akan kembali ke tempat ini lagi.             “Oh, itu tempatnya! Sama seperti yang ada di buku catatan milik orang tuaku!” kata Dean senang.             “Kalau begitu kita akan beristirahat terlebih dahulu. Besok pagi kita bisa mulai mencari tanamannya, bagaimana?” usul Syville.             “Tidak masalah. Lagi pula kita akan kesulitan jika mencarinya di malam hari,” jawab Dean setuju.             Meski tidak ingin melihatnya, tetapi Zeth tetap menyebarkan pandangan ke sekitarnya untuk mencari tanah yang hangus terbakar karena kejadian sebelumnya. Untung saja ia tidak melihatnya, sepertinya kejadian itu berada di sisi lain hutan.             Belajar dari kejadian sebelumnya, saat memasuki hutan Zeth meninggalkan jejak yang terlihat sangat jelas. Hal ini untuk menghindari mereka yang kemungkinan akan kesulitan untuk keluar dari hutan itu.             Dean tidak bisa berhenti bergumam ‘woaah…’ setiap kali melihat pohon dan tumbuhan yang sangat besar dari pada biasanya. Ia sedikit bersemangat ketika melihat sebuah jamur yang tumbuh besar setinggi dirinya. Sayangnya, karena jamur itu kemungkinan beracun dilihat dari bintik ungu dan merah pada bagiannya, Dean melenyapkan pemikiran untuk membawanya pulang.             Bunyi ‘kuuuun’ pelan sering terdengar oleh Zeth dan Syville. Ketika mereka akhirnya menemukan anak sungai dan membangun tenda untuk tempat mereka beristirahat di dekatnya, seekor griffin datang.             Zeth dan Syville langsung mengenalinya. Dia adalah anak griffin yang berkunjung ketika pertama kali mereka masuk ke dalam hutan ini. Saat itu Jura dan Key panik karena melihatnya.             “Grif-grif-grif …” Dean hanya bisa menggumamkan kata itu.             Zeth dan Syville terkekeh pelan. Kemudian dengan lembut Syville mengelus griffin yang sangat mereka kenali ini, ia juga memberinya beberapa ikan yang baru saja Zeth tangkap.             “Bagaimana kabarmu dan teman-temanmu?” tanya Syville lembut.             Bunyi ‘kuuun’ pelan terdengar seperti menjawab pertanyaan itu. Beberapa menit kemudian, Syville terus berbicara pada griffin itu.             “Jadi … griffin benar-benar ada?” bisik Dean pelan pada Zeth.             “Bukankah kau sudah tahu ceritanya?” tanya Zeth balik.             “Ah … aku tidak terlalu yakin sebelumnya. Tetapi setelah melihatnya secara langsung, seharusnya aku tidak pernah berpikir seperti itu dari awal,” kata Dean sedikit malu.             “Tidak masalah. Di dunia ini masih banyak misteri yang belum kita ketahui,” kata Zeth.             “Oh, Dean … bisa kau gambarkan bentuk tanaman herbal yang kau perlukan itu?” Syville tiba-tiba membuat permintaan.             Dean awalnya bingung, kemudian dengan cepat ia mengambil kertas dan pena bulu dari dalam tasnya. Lalu mulai menggambar sesuai dengan permintaan Syville. Setelah selesai, ia langsung memperlihatkannya pada griffin itu.             “Bagaimana? Apa kau pernah melihatnya?” tanya Syville pada griffin itu.             Bunyi ‘kuuun’ pelan terdengar. Terlihat dari wajah Syville yang bahagia, sepertinya ia tahu di mana letak tanaman herbal itu.             “Apa kau bisa mengantar kami ke sana?” tanya Syville senang.             Griffin itu menjawab permintaan Syville dengan mengeluskan pipinya pelan ke pipi Syville. Dengan senang hati Syville mengelus griffin itu.             “Kalau begitu kita bisa istirahat dengan tenang sekarang! Anak griffin ini tahu tanaman herbal yang sedang kita cari tumbuh di mana.”             Mata Dean langsung berkaca-kaca. Ia menggabungkan kedua tangannya seperti sedang berdoa. “Oh, ini akan menjadi pemburuan tanaman herbal langka tercepat yang pernah aku lakukan! Kedua orang tuaku pasti akan marah jika tahu aku bisa menemukan tanaman itu dengan cepat!”             Syville terkekeh pelan. “Kalau begitu aku akan menyiapkan makan malam sekarang.”             “Ah, aku akan menyiapkan tempat untuk menyimpan tanaman itu!” kata Dean semangat, kemudian ia meminta barang bawaannya untuk dikeluarkan dari dalam tas Syville.             Melihat Syville dan Dean yang tiba-tiba sibuk, Zeth hanya bisa duduk di tempatnya sambil membersihkan busur serta anak panahnya.             Griffin itu sudah sangat akrab dengan Syville sekarang. Dari matanya yang bulat besar dan terlihat berbinar ketika melihat Syville yang mulai masak, Zeth tahu kalau griffin itu masih lapar.             “Bagaimana kalau kita cari ikan bersama?” kata Zeth pada griffin itu.             Seperti mengerti perkataan Zeth, griffin itu membalas ‘kuuun’ seperti biasa, kemudian mengikuti Zeth di belakangnya. Melihat griffin yang mulai akrab dengannya juga, sekarang ia tahu kenapa Syville selalu mengelusnya ketika melihat griffin itu.             Meski tubuhnya sangat besar dan memiliki kuku yang tajam, tetapi matanya yang bisa memantulkan bintang di langit dan bulunya yang terlihat lembut membuat hati Zeth langsung luluh. Ah … ia akan mengelus punggungnya ketika ia sudah menangkap beberapa ikan untuknya.             Karena mereka membangun tenda di dekat anak sungai, Zeth dan griffin itu tidak perlu waktu yang lama untuk mulai menangkap ikan.             Karena sebelumnya Zeth sering menangkap ikan dengan Lucius, saat ini ia sudah sangat mahir menangkapnya dalam waktu yang singkat. Dengan cepat ia menangkap sepuluh ekor ikan dengan tangan kosong dan langsung memberikan semuanya pada griffin itu.             Melihat griffin itu makan dengan lahap, dengan hati-hati Zeth merentangkan tangannya untuk mengelus punggung griffin itu.             Namun, gerakannya terhenti ketika mendengar suara geraman tetapi anehnya terdengar imut dari arah belakangnya. Zeth sangat terkejut ketika melihat apa yang ada di sana.             Sesuatu yang berwarna putih dengan sedikit guratan berwarna biru sebesar boneka yang bisa dipeluk ketika tidur muncul di hadapannya. Matanya yang berwarna emas cerah membalas pandangan bingung dari Zeth.             “Wryyaannn …” Suara imut itu kembali terdengar. Seekor anak naga terbang mendekati Zeth dengan sayap kecilnya.             Tangan Zeth sedikit bergetar ketika menangkap anak naga itu yang masih terbang di udara. Meski baru melihatnya sekali, tentu ia mengingat anak naga ini. Anak naga itu mengeluskan kepalanya pada d**a Zeth, sepertinya anak naga ini juga mengingatnya.             “Xzar? Bagaimana bisa kau ada di sini?” pertanyaan itu keluar dari mulut Zeth begitu saja.             Mata emas murni milik Xzar kembali menatap Zeth. Dengan bunyi imut yang sama, ia menggigit tangan Zeth dengan keras. Sepertinya ia lapar … []  

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN