Dengan napas yang menggebu-gebu, Jura melipat lengan bajunya yang panjang siap-siap untuk memberi pelajaran pada murid-murid yang menyerang Zeth dan juga Syville.
Tetapi Jura menghentikan langkahnya ketika dirinya berada sejauh tiga meter di dekat murid-murid itu. Dengan matanya yang tajam, ia menciptakan penghalang magis untuk mengurung murid-murid itu dan dirinya. Dengan sihirnya, ia membuka semua kain yang menutupi wajah murid-murid itu, memerhatikan sambil mengingat dengan jelas semua wajah murid itu.
Jura berjongkok di dekat salah satu murid, kemudian bertanya dengan suara yang mengerikan, “Kenapa kau menyerang murid kesayanganku, hah!?”
“Maaf … maaf Profesor. Kami hanya ingin menyadarkan Dewi Syv dari seseorang yang mencoba untuk menipunya …”
“Kenapa kau berpikir kalau Syv tertipu?”
“Bukankah terlihat jelas!? Bagaimana bisa Dewi Syv dekat dengan orang yang bukan siapa-siapa ini!”
Ujung bibir Jura berkedut. “Apa maksudnya itu? Ini itu kekuatan cinta! Cinta! Kau tahu!?”
Wajah Syville memerah ketika mendengar perkataan Jura, sedangkan Zeth hanya tertawa miris mendengarnya.
“Cinta!? Mana mungkin Dewi Syv jatuh cinta pada orang itu! Orang itu pasti menggunakan sihir untuk mengelabui Dewi Syv!”
“Oh ya? Sihir macam apa yang bisa mengelabui seseorang, hah? Kau pernah mempelajarinya? Atau kau? Atau kau?” tanya Jura satu persatu pada murid yang lain.
“Tidak … tidak Profesor …”
“Maafkan kami, Profesor … kami hanya tidak terima kalau Dewi Syv dekat dengan seseorang …”
“Kami tidak akan mengulanginya lagi … Profesor …”
“Kami hanya dibutakan oleh rasa cemburu ini, Profesor …”
“Benar! Kami hanya mendapat dorongan untuk balas dendam ini.”
“Entah kenapa kami seperti ini … tolong maafkan kami.”
Jura mendengus kencang setelah mendengar perkataan murid-murid itu, kemudian melepaskan mereka semua setelah menendang mereka satu persatu. “Kalian tidak apa-apa?” tanya Jura khawatir pada Zeth dan Syville.
“Aku baik-baik saja, terima kasih Zeth karena sudah melindungiku,” kata Syville pelan. Kemudian ia memeriksa seluruh tubuh Zeth dari ujung kaki sampai ujung kepala apakah ada bagian tubuhnya yang terkena serangan itu.
Melihat tingkah laku Syville, Zeth hanya tertawa pelan. “Aku baik-baik saja, untung saja Jura datang tepat waktu di akhir. Jika tidak, aku tidak akan bisa menangkis serangan itu.”
Jura melipat tangannya di d**a. “Hmph, jika kau tidak bisa menahan serangan sihir terakhir tadi, berarti kau masih lemah, Zeth! Aku akan mengajarimu cara menciptakan penghalang magis yang lebih kuat setelah keluar dari tempat ini!”
Mendengar perkataan Jura, mau tidak mau Zeth hanya bisa menerimanya. “Hal ini cukup aneh. Meski memang beberapa hari ini aku diganggu oleh murid-murid yang mengejar Syville karena gelarnya sebagai ‘Dewi’, mereka tidak pernah melakukan p*********n secara langsung seperti itu.”
Jura menganggukkan kepalanya, kemudian berkata, “Tentu saja. Karena mereka dikendalikan oleh sihir hitam.”
“Sihir hitam?” tanya Zeth dan Syville bersama.
“Lebih tepatnya, salah satu sihir pengendali elemen kegelapan. Sihir itu bisa mengendalikan seseorang dengan rasa iri atau dengkinya pada orang lain …” kata Jura pelan, kemudian menambahkan, “Karena orang-orang itu sudah cemburu padamu, Zeth. Seseorang yang memiliki Sihir Hitam memperkuat keinginan mereka untuk mencelakaimu, jadilah kejadian seperti ini!” Jura terdiam beberapa saat, kemudian bergumam pelan, “Dulu aku juga pernah mengalaminya …”
“Apa seorang anggota Pengguna Sihir Hitam itu ada di antara mereka?” tanya Syville.
Jura menggelengkan kepalanya. “Tidak ada. Aku hanya bisa merasakan sedikit aura kegelapan pada diri mereka. Berarti tidak ada pengguna sihir hitam di antara mereka.”
“Bagaimana selanjutnya? Apa kita harus memberi tahu hal ini pada Arlo?” tanya Zeth.
“Nanti saja. Aku masih belum bertemu dengan Karin. Saat sebelum jam pelajaran dimulai, saat istirahat makan siang, dan saat kelas berakhir aku mengunjungi ruang OSIS berkali-kali. Tetapi tidak ada satu orang pun di sana …”
Zeth mengerutkan keningnya bingung. “Bahkan Arlo dan Aimee?”
Jura menganggukkan kepalanya. “Mereka berdua juga tidak ada di ruang OSIS ketika aku ke sana.”
“Saat pagi aku dan Zeth pergi ke ruang OSIS terlebih dahulu, hanya ada Karin di sana,” kata Syville pelan. “Tapi aneh sekali jika Arlo dan Aimee tidak ada di ruang OSIS …”
“Aku satu kelas dengan Kyle sampai kelas terakhir tadi, dan dia terlihat biasa saja. Jika sesuatu terjadi pada Arlo dan Aimee, tidak mungkin Kyle tidak khawatir, ‘kan?” kata Zeth.
Jura mengusap dagunya. “Hmmm … ayo kita periksa ruang bawah tanah itu.”
.
.
Akhirnya, Zeth, Syville dan Jura pergi menuju ruang bawah tanah yang ada di rumah kaca, dan benar saja Arlo dan Aimee ada di sana.
“Kalian ini, jika kalian berdua pergi di saat bersamaan, bukankah seseorang yang bernama Karin ini akan curiga?” tanya Jura terdengar kesal pada Arlo dan Aimee.
“Tidak perlu khawatir, semua sudah diatasi,” jawab Aimee.
“Diatasi bagaimana? Kenapa kau tidak bicara padaku terlebih dahulu?” tanya Jura.
Wajah Aimee langsung cemberut. “Kerjakan saja rencanamu terlebih dahulu!”
Jura memutar kedua bola matanya. “Aku sudah menemukan di mana tempat persembunyian mereka!”
Kedua alis Aimee dan Arlo terangkat. “Bagaimana bisa? Apa kau yakin itu tempatnya? Cepat sekali kau menemukannya?” tanya Aimee dengan mata yang disipitkan pada Jura.
Jura menghela napas panjang. “Aku yakin seyakin yakinnya lebih yakin dari pada dirimu yang sudah yakin dengan keyakinanmu kalau lokasi ini adalah tempat persembunyiannya!”
Meski masih dengan pandangan yang tidak percaya, Aimee dan Arlo memeriksa peta yang dibuat oleh Jura. “Lagi pula, terima kasih pada Zeth dan Syville sebelumnya, aku jadi mengetahui dengan pasti lokasi itu,” tambah Jura.
“Apa yang terjadi?” tanya Aimee.
Zeth mengangkat kedua bahunya. “Bukan sesuatu yang besar. Sepertinya seorang anggota yang menggunakan sihir hitam membuat penggemar ‘Dewi Syv’ menyerangku dan Syv.”
“Mereka dikendalikan oleh sihir hitam?” tanya Arlo.
Jura menganggukkan kepalanya. “Lebih tepatnya, pengguna sihir hitam itu menambah rasa cemburu dan iri pada orang-orang yang menyerang Zeth dan Syv, membuat mereka semua jadi berani untuk menyerang mereka berdua meski mereka tahu kemungkinan besar akan mendapat hukuman.”
Arlo mengusap keningnya berkali-kali. “Bagaimana ini? Apa malam ini kita ke tempat persembunyian mereka saja?”
“Lebih cepat lebih baik. Lagi pula mereka sudah mulai menyerang kami,” jawab Jura.
“Bagaimana dengan teman-temanmu yang lain? Key dan Lucius itu?” tanya Aimee.
“Saat ini Lucius masih mengawasi sekitar lokasi itu. Kalau Key saat ini sedang membuat sup dengan bahan yang lebih mengerikan dari sebelumnya …” kata Jura, terdengar jelas kalau ia sedang bersimpati pada orang yang akan memakan sup buatan Key. “Semoga saja mereka tidak mati … eh maksudku, semoga saja mereka sadar dari ilusi ini.”
“Tunggu, apa aku baru saja mendengar kalau kau berkata semoga mereka tidak mati?”
Jura tertawa dengan cepat. “Tentu tidak! Apa kau salah dengar? Tidak perlu khawatir, jalankan saja rencananya tanpa memikirkan hal yang tidak perlu!”
Aimee hanya menganggukkan kepalanya setuju dengan Jura. “Karena kita tidak bisa melakukannya di siang hari, seperti kemarin kita akan bertemu di tempat ini lagi—”
“Tidak, jangan di tempat ini. Kita bertemu saja di toko es krim milik Lucius, kau tahu tempatnya, ‘kan?” tanya Jura.
Arlo menganggukkan kepalanya. “Tadi siang kami sempat melewati toko itu ketika membeli beberapa keperluan. Sepertinya tidak masalah, ya ‘kan Aimee?”
“Kalau Arlo setuju, aku juga tidak keberatan,” jawab Aimee. “Aku juga akan memberi tahu Kyle nanti.”
“Baiklah kalau begitu, sudah diputuskan! Siapkan perlengkapan bertarung kalian itu!” kata Jura semangat. Terlihat jelas kalau ia ingin cepat-cepat keluar dari tempat ini dan bertemu dengan naga miliknya. “Oh, kalian juga coba bawa teman-teman kalian yang lain ke toko itu, dan kita akan paksa mereka untuk memakan sup buatan Key!” tambah Jura.
Zeth dan Syville hanya bisa berdoa semoga teman-teman Aimee dan Arlo yang belum tersadar dari ilusi ini tetap selamat setelah memakan sup buatan Key. []