42 - Makhluk Mistik?

1367 Kata
Memikirkan masalah yang mungkin harus mereka lewati jika seseorang dari Jorxas mengetahui kalau Lucius mengambil batu berharga seperti Philosopher’s Stone, Zeth dan yang lainnya menambah kecepatan berjalan mereka untuk menjauh dari Jorxas sesegera mungkin. Apa lagi Philosopher’s Stone yang diambil oleh Lucius itu dua buah. Setelah akhirnya melewati sebuah bukit berbatu, mereka kembali memasuki kawasan hutan ketika mengikuti arah tenggara. Ketika beberapa menit mereka memasuki hutan itu, kening Jura semakin berkerut setiap menitnya. Akhirnya, ia berkata, “Hutan ini … memiliki sihir.” Syville mengedipkan matanya beberapa kali. “Apa seperti hutan yang menjebak kita pertama kali?” Jura mengusap dagunya berpikir. “Tidak … keadaan di sekitar hutan ini, lebih terasa seperti sihir makhluk mistik yang sangat banyak.” “Uh, seperti hantu?” tanya Key yang tiba-tiba menghentikan langkahnya. “Bukan. Seperti makhluk hidup yang memiliki sihir karena sudah hidup sangat lama …” “Jika kita memutar jalan akan lebih jauh,” kata Lucius. Jura masih mengusap-usap dagunya. “Jika kita tidak mengganggu sepertinya tidak apa-apa. Aku bisa merasakan di mana keberadaan makhluk itu. Jadi aku akan memilih jalan untuk menjauhinya.” Key menganggukkan kepalanya setuju. “Baik, kau pimpin jalan. Aku akan di sisimu.” Dengan formasi yang baru, Zeth dan yang lainnya mengikuti Jura untuk menyusuri hutan itu lebih dalam. Ketika matahari mulai tenggelam, keadaan di sekitarnya terasa semakin suram. Sesekali Zeth mendengar suara gema seperti ‘Kuuunn’ dari jauh. Tetapi ketika ia menghadap ke arah suara itu berasal, ia hanya bisa melihat hutan yang sangat gelap. Mereka memilih untuk tidak menciptakan api, khawatir percikan apinya akan membakar hutan yang sangat padat. Mereka juga tidak dibantu oleh sinar bulan, karena bulan baru belum muncul. Semakin dalam mereka masuk ke hutan itu, pohon-pohon yang memenuhi hutan itu semakin besar. Bahkan ada sebuah pohon dengan akar yang keluar dari bawah tanah yang memiliki besar seekor kuda dewasa. Untung saja, mereka menemukan aliran sungai setelah beberapa jam berjalan di dalam hutan itu, dan mereka memilih untuk beristirahat di dekatnya. Seperti biasa, Syville mulai memasak, Key dan Jura memasang tenda dengan mudah karena mereka lebih mahir dari pada sebelumnya, sedangkan Lucius dan Zeth mencoba untuk menangkap ikan setelah sadar sungai itu dipenuhi olehnya, tidak lupa juga mengisi ulang persediaan minum mereka. “Senyidakmya kyta bssa makab enaj!” sahut Key dengan mulut yang penuh, dan akhirnya ia tersedak sendiri. Syville memberikan minum pada Key yang tersedak. “Jangan bicara ketika mulutmu penuh, Key.” “Tapi sungguh, semakin hari masakanmu semakin enak, Syville. Sepertinya aku tidak bisa hidup tanpa makananmu lagi,” kata Jura yang baru saja menambah sup hangat ke dalam mangkuknya yang sudah kosong. Syville tersenyum cerah, wajahnya sedikit memerah. “Itu juga karena Lucius yang mengajariku …” “Hmph! Dia tidak membantu sama sekali, jangan terlalu memanjakan dia, Syville,” kata Key cepat. Mendengar perkataan Key, Lucius memilih untuk diam dan menikmati makan malamnya, begitu juga dengan Zeth, tentunya setelah memuji masakan Syville. Sambil berbicara hal yang kecil, Jura dan Key memilih untuk berjaga malam itu, sedangkan Zeth, Lucis dan Syville akan tidur terlebih dahulu. Zeth membantu Syville membersihkan peralatan makan mereka. Setelah semua pekerjaan itu telah selesai, akhirnya Syville masuk ke dalam tenda untuk tidur terlebih dahulu, sedangkan Zeth dan Lucius tidur di dekat tenda itu. . . Entah sudah berapa menit atau jam Zeth tertidur, ia dibangunkan oleh suara panik yang terdengar seperti Jura. Mendengarnya, Zeth langsung terkesiap, di sebelahnya Lucius juga langsung bangun dari tidurnya, menatap Zeth sebentar kemudian mereka berlari ke dekat api unggun. Zeth tidak tahu harus berkata apa. Keadaan di sekitarnya sangat kacau, untung saja api unggun yang dibuat mereka tidak menyebar ke pohon. Jura sedang menyiapkan tongkat sihirnya, dan Key mengacungkan pedang ke sebuah ... seekor ... binatang yang sangat besar, tubuhnya hampir dua kali lipat dari tinggi orang biasa. Zeth tidak tahu makhluk apa itu. Selain tubuhnya yang sangat besar seperti singa, hewan itu berjalan dengan empat kaki yang memiliki kuku yang tajam, buntutnya sangat panjang dan besar dengan ujung berbulu, hewan itu juga memiliki sayap dengan bulu cokelat yang terlihat sangat halus, ditambah dengan paruhnya yang besar dan panjang seperti elang. Tetapi Zeth rasa makhluk itu tidak memiliki niat untuk menyerang mereka. Makhluk itu seperti sedang mencari sesuatu. Tidak jauh dari makhluk itu, Jura berkata dengan suara yang terdengar sedikit panik, “Itu … itu … makhluk yang kukatakan tersebar di dalam hutan ini, yang memiliki kekuatan sihir …” “Ma-ma-ma-makhluk apa itu!?” sahut Key ikut tergagap. “Jangan membuat gerakan mendadak. Sepertinya dia tidak akan menyerang kita,” kata Lucius yang mulai mengeluarkan belatinya. Zeth merasa ia pernah mendengar tentang makhluk ini ... tetapi ia tidak ingat kapan dan di mana. “Kenapa ribut sekali?” kata Syville yang baru keluar dari tendanya sambil mengusap sebelah matanya. Tenda Syville berada di dekat binatang itu, tetapi karena masih setengah sadar, ia belum sadar tentang keberadaan makhluk itu. “Syv-syville hati-hatiiiiii!” kata Key seperti berbisik. Makhluk itu melihat ke arah Syville yang berada di dekatnya, Zeth menahan Lucius yang ingin menyerang makhluk itu. Ia baru ingat pembicaraan Syville dan Eva saat pertama kali berhasil menjadi seorang Median... Syville akhirnya selesai mengusap sebelah matanya, dan melihat ke arah makhluk itu dengan mata yang sedikit disipitkan. “Luna, bagaimana kau bisa keluar?” tanyanya sambil memiringkan sedikit kepalanya. Makhluk itu juga sedikit memiringkan kepalanya. “Syville! Sepertinya itu bukan Luna ...” kata Zeth pelan. Syville kembali mengusap matanya. “Lalu bagaimana ada griffin di sini?” “Entah apa yang kau bicarakan, yang jelas makhluk itu sepertinya penunggu hutan ini atau apalah itu!” kata Key kembali mengacungkan pedangnya. Syville menangkat sebelah tangannya, menggapai kepala makhluk yang ia bilang sebagai griffin. Griffin itu menurunkan kepalanya sedikit, lalu membiarkan tangan Syville mengelus pelan paruhnya. “Eh ...” Jura bingung harus berkata apa ketika melihat Syville yang terlihat santai mengelus makhluk yang disebut griffin ini. “Tidak perlu khawatir, semuanya. Anak malang ini mencari makanan,” kata Syville yang masih mengelus pelan paruhnya. “Bagaimana dengan ikan? Apa kau suka?” Seperti menjawab pertanyaan Syville, Zeth mendengar suara ‘Kuunn’ pelan, lalu ia menundukkan kepalanya lagi. Syville berkata ‘tunggu’ pada makhluk itu, kemudian kembali masuk ke dalam tenda dan keluar dengan membawa tas miliknya. Syville mengeluarkan tas yang masih bergerak tidak karuan karena ingin kembali ke dalam air. Melihat hal itu, kepala Zeth terasa kosong seketika. Ia sempat lupa karena ketika ikan dimasukkan ke dalam tas Syville, ikan itu akan tetap hidup. Bagaimana jika salah satu dari mereka masuk ke dalam tas itu …? Dengan cepat Zeth menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan ide yang berbahaya itu. Dengan sayap yang dikibaskan, griffin itu terlihat senang dan menerima ikan yang diberikan oleh Syville. Zeth dan yang lainnya hanya bisa berdiri kaku di tempatnya. Setelah kurang lebih lima atau enam ikan yang diberikan oleh Syville, griffin itu menempelkan wajahnya ke pipi Syville, membuat Jura dan Key iri karena sepertinya makhluk itu memiliki bulu yang halus. “Bolehkah aku menyentuhnya?” tanya Jura sambil menggerakkan jari-jari di kedua tangannya dengan mengerikan. “A-Aku juga mau!” sahut Key sambil mengacungkan tangannya. Syville menatap griffin itu. “Bagaimana? Apa kau mau?” Dengan suara ‘Kuuun’ pelan, griffin itu mendekat ke arah Jura dan Key. Setelah menundukkan kepalanya, akhirnya Jura dan Key mulai mengelusnya. “Lembut! Harum! Hangaat!” sahut Jura sambil memeluk tubuh griffin itu. “Anak ini terlihat kuat! Apa kita bisa membawanya?” tanya Key sambil mengelus paruhnya. “Jangan lakukan seenak kalian!” kata Lucius dengan nada yang tidak percaya, kemudian ia mendesah panjang dan kembali memasukkan belatinya. “Aku akan kembali tidur,” katanya singkat kemudian berjalan meninggalkan kejadian yang tidak disangka itu. Zeth akhirnya mendekat ke arah Syville dengan hati-hati, karena griffin itu melihatnya dengan mata yang sangat tajam. “Apa benar makhluk itu tidak akan menyerang kita, Syville?” “Tenang saja Zeth. Saat titik manaku dibuka, aku bertemu dengan makhluk itu ... dengan griffin yang menjadi penjaga titik sentralku. Luna juga bilang kalau ia tidak akan menyerang, ia hanya mencari makan,” jawab Syville sambil tersenyum. “Emm ... baiklah kalau ia tidak akan menyerang ...” Zeth kembali melihat griffin itu. Entah kenapa timbul perasaan ingin mengelus makhluk itu juga. Dari jauh, Zeth dan yang lainnya mendengar suara ‘Kuuuun’ yang lain. Griffin yang sedang dielus oleh Jura dan Key mendadak bangun dari ‘duduk’nya, kemudian membalas dengan ‘Kuuuun’ yang lain. Griffin itu mendekat ke arah Syville, mengeluskan wajahnya ke pipi Syville lagi, kemudian menatap Zeth sambil menghembuskan napas ke arahnya. Jujur saja hal itu membuat Zeth menelan ludahnya. Kemudian makhluk itu berjalan menjauhi mereka, dan mengepakkan kedua sayapnya dan mulai terbang menembus langit malam. “Kalau kau butuh makanan, mampirlah lagi!” sahut Syville sambil melambaikan tangannya ke arah terbangnya griffin itu. Jari di kedua tangan Jura masih bergerak mengerikan. “Aku masih ingin mengelusnyaa!” Setelah kejadian yang luar biasa(?) itu terjadi, akhirnya Zeth memutuskan untuk berjaga dengan Syville. Sedangkan Key dan Jura akhirnya tertidur setelah berbicara panjang lebar tentang makhluk misterius itu. []
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN