Happy Reading. Perkataan Sean menggema di sudut ruangan, mengirimkan rasa sakit yang bergulung-gulung di dalam hatinya. Kesya menjalin jari-jemarinya, meremas gugup. Dia lalu menundukkan kepala, tidak berani menatap mata biru Sean yang seolah hendak menelannya hidup-hidup. "Jawab aku Kesya." suara Sean memang tampak terdengar seperti biasanya, tapi tetap saja Kesya tidak bisa menampik rasa takutnya. Selama beberapa menit keheningan melanda mereka berdua, membuat batin Kesya bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan oleh lelaki itu. Kesya mencoba mengangkat kepalanya takut-takut, dan ketika tatapannya beradu dengan Sean, suara terkesiap lolos seketika dari bibirnya. Sean sedang menatapnya dengan tatapan tajam seolah menembus jantungnya, membuat detak jantung Kesya bertambah kencang dan h