Happy Reading. Emily masih berdiri disana, di balik pintu yang sedikit terbuka itu. Tangannya mengepal kuat-kuat hingga membuat buku-buku jemarinya memutih ketika indera pendengarannya yang tajam, menangkap pembicaraan antara Sheila dengan Maria. Kedua perempuan itu benar-benar jahat, bukan hanya dirinya saja yang ingin mereka singkirkan melainkan juga putranya. Emily menggeram dalam hati, amarahnya memuncak seketika. Meskipun dia tahu bahwa Sean bukanlah tandingan kedua perempuan itu. Tetapi tetap saja dia tidak akan membiarkan sesuatu hal buruk menimpa putranya. Sepertinya dia memang harus mengambil langkah lebih cepat untuk segera mengakhiri permainan ini. Walaupun kemunculannya yang tiba-tiba akan mengguncang seluruh dunia, namun Emily tidak lagi memikirkan semua itu. Yang dipikirkan