Happy Reading. Sean bergegas mengenakan pakaiannya yang berserak di lantai. Jantungnya berdetak kencang karena cemas ketika mendapat kabar tentang kondisi ibunya yang tiba-tiba kritis. Sean nyaris mengumpat, pikirannya kacau balau. Jantung Sean berdentam semakin kencang, seperti hendak meloncat keluar dari rongga dad@nya. Dia sudah tidak lagi bisa memikirkan apapun sebab konsentrasinya pecah oleh rasa panik yang luar biasa. Ketika mendengar suara pintu yang dibuka, Sean langsung mendongak, tertegun sejenak saat melihat kedatangan Kesya. Ekspresi perempuan itu pun sama begitu panik sepertinya, hanya saja Kesya mampu menyembunyikan dan masih sempat melempar senyum tipis ke arahnya. Keysa melangkah lebar-lebar, di tangannya ada ada sebuah mantel berwarna hitam yang digulung diantara lengann