Berkorban Lagi

1683 Kata

Happy Reading "Key...Keysa...." Suara Sean yang tersekat memanggil-manggil, air matanya berlinang tak terkendali membasahi pipi. Masih dengan menggenggam tangan lemah nan dingin Kesya, Sean berusaha tetap tegar, mengerahkan kekuatan untuk membantu ranjang dorong rumah sakit tersebut. Kesya dibaringkan diatasnya dengan kondisi yang sangat lemah, bahkan perempuan itu pucat seperti mayat. Tidak ada lagi rona merah yang cantik disana, pun dengan senyum indahnya. Kenyataan itu membuat jantung Sean seperti tercabut paksa dari rongga d**a. Sean mengarahkan matanya ke bawah untuk melihat kondisi tubuh Kesya. Dan matanya seketika berubah nanar, tangisnya hendak pecah saat melihat darah itu masih mengalir deras dari luka tusukan di bagian perut Kesya. Perempuan itu mengucurkan darah seolah tiada h

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN