Hari demi hari berlalu sampai tibalah pada suatu pagi di hari Kamis, dua hari sebelum acara wisuda Arini digelar. "Arini, ada yang ingin aku bicarakan!" ucap Ervan ketika Arini tengah membawa Sofia jalan-jalan di taman belakang. "Apa, Tuan?" "Ini tentang rumah." "Rumah?" ulang Arini bingung. "Rumah yang aku janjikan, aku sudah menemukan tempat yang sesuai," ungkap Ervan. Blush! Seolah angin baru saja menerobos ke dalam dadanya, Arini merasakan sedih sekaligus bahagia. Sedih karena harus siap menghadapi sulitnya terus bersembunyi seiring perkembangan perutnya yang semakin besar. Bahagia karena akhirnya bisa keluar dari rumah keluarga Adinata. "Kapan ayah dan adikmu tiba?" tanya Ervan lagi. "Besok sore tiba di Jakarta, Tuan." "Baiklah, siang ini buatlah alasan masuk kerja lagi. Ak