Arini menggelayutkan lengannya pada leher Ervan. Alexa dan yang lain mengikuti Ervan yang membopong Arini masuk ke dalam kamarnya. Ervan dibantu Marni membersihkan luka pada lutut Arini. Sementara itu, Alexa yang tak tahan melihat darah memilih mengamati dari depan pintu kamar. Jika sebelumnya dia tidak begitu menyukai Arini, kali ini Alexa merasa kasihan pada asisten mertuanya itu. Alexa bahkan bergidik ngeri membayangkan jika dia yang mengalami hal tersebut. "Gimana sayang? apa perlu kita bawa ke dokter untuk rongent?" tanya Alexa ketika Ervan memijit perlahan kaki Arini. Ervan mengangkat dan menurunkan kaki Arini, beberapa kali gadis itu terdengar mendesis menahan sakit. "Ehm, sepertinya hanya terkilir--" "Hanya??? kalau aku yang ngalamin itu, Kamu juga bakal bilang Hanya??" serga