"Lepaskan, Pulanglah! jangan pedulikan aku!" Ervan terus saja menepis lengan Arini yang memaksa memapah tubuh besarnya. "Pak, ambil saja kembaliannya!" Arini membayarkan sejumlah uang pada sopir taksi yang membawa Ervan dan Arini ke sebuah rumah minimalis, tapi terlihat mewah. Arini membiarkan Ervan merosot di lantai, ia memencet bel berkali kali berharap Alexa berada di rumah untuk segera membukakan pintu. "Dia tak ada!!" ucap Ervan malas. "Mana kunci rumahnya?" tanya Arini, tapi Ervan kembali terkulai. Arini terpaksa merogoh setiap kantong yang ada pada pakaian Ervan hingga ketemulah kunci yang ia cari. Arini susah payah membawa Ervan masuk ke dalam rumah. Ia hanya membaringkan tubuh Ervan di atas sofa ruang tamu lalu mengambilkan air untuknya. "Minum ini, Tuan!" Ervan meneguk be