Bab 10

1298 Kata

Ervan duduk pada sebuah kursi kayu sederhana di ruangan yang tak lebih besar dari dapur di rumah mamanya. Jam dinding, kalender, serta beberapa foto terpasang pada papan kayu yang menjadi sekat ruang di rumah tersebut. Jajang keluar dari dalam bilik membawa sebuah nampan dengan dua cangkir teh di atasnya. "Maaf, Nak.. Hanya ada teh panas. Silahkan diminum." "Terimakasih, Pak!" Ervan mengangguk dan menyeruput teh yang disuguhkan Jajang. "Arini baru saja keluar untuk ziarah di makam ibunya. Hal penting apa yang membawa Anda jauh-jauh kesini?" Jajang tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya. Apa hubungan Ervan dengan putrinya? tak mungkin seorang pria seperti Ervan mencari Arini hingga ke kampung terpencil ini. "Begini pak, saya datang untuk melamar Arini. Saya harus menikahi dia secepatn

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN