“Ish, ko kamu malah ketawa sih.” Safa memandang heran, memang ada yang salah dengan permintaannya. “Iya kamu, aku pikir mau meminta rumah padahal aku udah serius atau mungkin mau meminta untuk menikah lagi,” kekeh Azril meledek. “Hmm, jadi kamu berniat untuk menikah lagi?” Tatapan Safa berubah nyalang yang akhirnya menjewer telinga Azril dengan keras. Azril pun meringis dan mengaduh ampun. Ia hanya bercanda dan tidak sedikit pun berniat untuk menikah lagi. Berhasil naik pelaminan saja butuh perjuangan, bagaimana jika nambah lagi, tidak akan sanggup rasanya. “Tidak mungkin, Sayang. Aku hanya ingin bersamamu sampai surga,” kata Azril tersenyum sembari memegangi telinganya yang ngilu. Pengang rasanya jeweran Safa. “Aku hanya bercanda, tidak usah cemberut begitu.” Azril membujuk istrinya