Rayyan pun berlari menuju ayahnya dan bersikap sangat manis. Dia pun langsung memeluk ayahnya. "Papa, Ray sudah jadi jagoan sekarang," ucap Rayyan, dia bertingkah seperti anak laki-laki yang imut dan tidak memperlihatkan sikap aslinya. Steven mengerenyitkan dahinya dan didalam hatinya, dia benar-benar ingin merasa ingin tertawa. Karena, putranya sama seperti dirinya. "Uhukk … Ray memang anak yang hebat dan juga pintar. Papa bangga memiliki putra seperti kamu," ucap Steven sambil menggosok puncak kepala Rayyan yang sebenarnya Rayyan sangatlah membencinya. Rayyan menahan amarahnya, walaupun dia tidak menyukainya tapi dia harus menahan dirinya. "Uuhh … hahaha, papa! Papa, bukannya sudah berjanji mau mengajak Ray makan siang bersama?" Ucap Rayyan dengan raut wajah yang sangat menggemaska