Setelah berteriak dan membuat keributan di pagi hari. Tiba-tiba saja, suara itu pun berhenti. Abian dan Meisya menghela nafas lega secara bersamaan saat itu juga. "Syukurlah, akhirnya dia berhenti juga," ucap Meisya sambil mengusap lembut dadanya. Dia juga merasa sangat ketakutan, tapi dia harus bisa terlihat kuat didepan putranya agar putranya juga tidak terlalu ketakutan. Karena, Meisya takut akan mengganggu mental putranya yang masih kecil itu. "Abi, kamu baik-baik saja kan?" Tanya Meisya sambil menatap wajah putranya. Abian mengeluarkan wajah kecilnya dan menganggukkan kepalanya. "Abi, baik-baik saja ma," jawab Abian dengan suara lirih dan bibirnya masih terlihat gemetar karena ketakutan. Meisya pun menggendong tubuh Abian dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi. "Lebih baik, A