Sesampainya di dalam kamarnya. Livy nampak menghela napas dengan begitu panjang. Tadinya, sudah sempat berpikir, mungkin ia bisa seperti orang tuanya juga, mengingat bagaimana perlakuan Samuel terhadapnya belakangan ini. Tapi, saat melihat sendiri serta ingat juga, bila ia sudah memiliki kekasih rasanya mustahil. Sepertinya, ia berkelakuan baik hanya karena sedang berada di rumah orang tuanya saja. Ia sedang berusaha untuk tidak aneh-aneh, agar ayah maupun kakaknya tidak menghajarnya nanti. Bodohnya ia, yang sempat berpikir, bila mungkin akhiran yang sama seperti orang tuanya, akan terjadi kepadanya juga. Tapi ternyata, ia malah salah menafsirkan. Agaknya fokus kepada kehidupan sendiri sudah paling benar. Tidak perlu lagi merasa baper dengan apa yang Samuel lakukan bahkan berikan kepadany