Malam harinya. Samuel duduk di sofa sembari memakan camilan. Ia melirik ke setiap sudut ruangan tamu yang sepi. Biasanya, ada orang yang bisa ia ajak bicara atau mungkin bertengkar lebih tepatnya. Tapi sekarang, malah sepi begini. Tadinya mau pulang ke rumah orang tuanya saja. Setidaknya, ia bisa memiliki teman mengobrol di sana. Tapi belum sempat berangkat. Ia kemudian ingat, bila ia sedang tidak bersama Livy dan kalau tidak ikut membawanya pulang, sudah pasti ia akan dimarahi habis-habisan oleh kedua orang tuanya. Jadi terpaksa, malam ini ia menyendiri dulu. Menghabiskan waktu luang dengan memakan camilan saja di ruang tamu. Ponsel di dalam saku celana Samuel berdering. Ia rogoh saku celananya dan melihat panggilan masuk, yang tertera di layar ponselnya. "Iya. Ada apa?" tanya Samuel d